Mohon tunggu...
Grace Marcella
Grace Marcella Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Law Student

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Self Management sebagai Upaya Strategis Menciptakan Keefektifan Perkuliahan Daring bagi Mahasiswa

19 Januari 2021   19:27 Diperbarui: 19 Januari 2021   22:20 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 : ideapers.com

Grace Marcella

NIM : 2010611086

S1 Hukum, Fakultas Hukum, UPN "Veteran" Jakarta

gracemarcella2003@gmail.com

Pendidikan adalah suatu hal yang fundamental bagi kemajuan suatu negara dimana faktor pendidikan yang baik merupakan penentu suatu bangsa. Namun, dengan keadaan seperti saat ini yaitu adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan transfer ilmu dalam pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik karena dibatasi pertemuan antara mahasiswa dan pendidik sehingga harus disiasati dengan pembelajaran secara daring. Namun banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya sehingg mengakibatkan tidak efektifnya pembelajaran secara daring. Oleh karenanya diperlukan upaya strategis untuk menciptakan perkuliahan daring yang efektif yang salah satunya adalah dengan self management dalam perkuliahan daring bagi mahasiswa.

Kata Kunci : Pandemi COVID-19, Kuliah daring, Tidak efektif.

Corona virus adalah sekumpulan virus yang dapat menyebabkan penyakit pada burung, mamalia dan termasuk manusia. Pada manusia, corona virus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti SARS, MERS, dan COVID-19  sifatnya lebih mematikan. Seiring dengan menyebarnya wabah COVID-19 ke hampir lebih dari 210 negara didunia hingga 27 April 2020 lebih dari 300.000 kasus dan mengakibatkan lebih dari 200.000 orang meninggal dunia dan 878.000 pasien dinyatakan sembuh. Wabah COVID-19 pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019 dan ditetapkan sebagai pandemi COVID-19 oleh WHO pada 11 Mare 2020. COVID-19 diduga menyebar melalui orang yang telah terkontaminasi virus corona.

Setelah mengetahui begitu cepatnya penyebaran virus COVID-19 ini maka juga perlu dipertanyakan apakah dengan pelaksanaan pilkada dimasa pandemi virus COVID-19 tidak akan menyebabkan penyebaran virus menjadi tidak terkendali? Dan apakah protokol yang telah diterapkan nantinya akan mampu menghambat penyebaran virus serta menghindari terbentuknya cluster penyebaran yang baru. Saat ini pemerintah pun juga bersama-sama sepakat untuk melindungi segenap rakyat dan warga negara Indonesia dengan selalu mengupayakan pencegahan penularan virus COVID-19 dengan menerapkan PSBB  diberbagai wilayah di Indonesia karena pada faktanya angka penyebaran virus COVID-19 masih tinggi dan tidak menunjukkan penurunan sama sekali.

Pandemi COVID-19 menghebohkan dunia sejak akhir tahun 2019 lalu hingga sekarang. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, di bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. COVID-19 sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh COVID-19 ini mengalami gangguan pernpasan tingkat ringan sampai sedang dan akan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Per tanggal 22 Oktober 2020, kasus COVID-29 ini telah menginfeksi 41.088.092 orang di seluruh dunia, termasuk 1.131.863 orang diantarannya dilaporkan meninggal dunia.

Akibatnya, seluruh dunia terkena dampak dan terjadi perubahan besar di banyak negara. Seperti ditutupnya berbagai lembaga pendidikan, pengurangan karyawan di berbagai perusahaan, terjadinya resesi, dan lain-lain. Pemerintah pun mengeluarkan banyak kebijakan baru, seperti wajib memakai masker, mencuci tangan dengan benar, menjaga jarak, tidak berkerumun, dan sering menghimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah saja. k Karena penyebaran virus ini sangat mudah, yaitu melalui tetesan air liur atau cairan dari hidung yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi. Maka dari itu, penerapan protokol kesehatan sangat penting dilakukan disaat seperti ini. Kita pun harus beradaptasi dengan sistem "new normal" ini.

Untuk mencegah penyebaran COVID-19, WHO memberikan himbauan untuk menghentikan acara-acara yang dapat menyebabkan massa berkerumun. Maka dari itu, pembelajaran tatap muka yang mengumpulkan banyak mahasiswa di dalam kelas ditinjau ulang pelaksanaannya. Perkuliahan harus diselenggarakan dengan skenario yang mampu mencegah berhubungan secara fisik antara mahasiswa dengan dosen maupun mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemi COVID-19 adalah pembelajaran menggunakan sistem daring.  Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesbilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penelitian yang relevan, penelitian tentang respon mahasiswa terhadap kuliah daring yang pertama merupakan penelitian yang dikembangkan oleh Universitas Negeri Surabaya, menggunakan fasilitas Vinesa, penelitian ini menggunakan metode survey, dengan subjek nya adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah dairng penulisan naskah AUD di jurusan PGPAUD UNESA. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa sebanyak 78,2% mahasiswa senang dan memilih pembelajaran daring, sebanyak 63,6% mahasiswa menyatakan pembelajaran daring lebih efektif daripada pembelajaran offlune, sebanyak 74,5% mahasiswa menyatakan bahwa pembelajaran daring lebih mudah diakses, sebanyak 72,7% mehasiswa lebih bersemangat mengerjakan tugas, sebanyak 72,7% mahasiswa lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas, sebanyak 80% mahasiswa menyatakan bahwa dengan pembelajaran daring, mereka menjadi lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan soal, sebanyak 63,6% mahasiswa lebih mudah dalam memahami materi, sebanyak 69,1% mahasiswa menyatakan lebih mudah dalam mengerjakan tugas, sebanyak 69,1% mahasiswa setuju bahwa setuju bahwa pembelajaran daring dapat mengembangkan potensi mahasiswa, dan 76,4% mahasiswa setuju dengan pernyataan bahwa pembelajaran daring dapat mengatisipasi keterlambatan pengumpulan tugas secara ontime.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun