Mohon tunggu...
Grace Santosa
Grace Santosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis untuk berbagi :)

I'm just an ordinary person.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pengaruh Buruk Drama Korea terhadap Kerohanian Seseorang

30 Oktober 2021   09:00 Diperbarui: 30 Oktober 2021   09:02 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Drama Korea atau K-drama bukanlah sesuatu yang asing. Peminat dari drama Korea dimulai dari kalangan remaja, dewasa hinggal usia lanjut pun menyukainya. Drama ini biasanya dibintangi aktor atau aktris berasal dari Korea Selatan yang memiliki visual yang menarik. Tidak hanya itu, drama Korea memiliki banyak genre berbeda-beda dan menarik. Contohnya, drama Korea yang booming seringkali adalah drama yang memiliki genre melodrama. Biasanya adalah kisah cinta klasik dengan permasalahan pria dan wanita yang saling mencintai tetapi tidak bisa bersatu. Tak heran banyak orang mengira menonton drama Korea hanyalah untuk orang yang cengeng. Sama halnya dengan film-film Hollywood, drama Korea juga memiliki banyak genre seperti action, comedy, historical drama, dan lainnya. Cerita yang dibentuk juga biasanya sangat menarik sehingga penonton akan susah move on. Itulah beberapa daya tarik drama Korea yang mengundang begitu banyak penonton baru tiap harinya. Sayangnya, karena drama Korea ini, begitu banyak orang yang cenderung kehilangan keseimbangan antara kerohaniannya dengan hal yang duniawi.


Menonton K-drama bukanlah hal yang salah untuk dilakukan apalagi ketika seseorang butuh hiburan untuk refreshing dari kehidupan yang cukup membuat penat. Namun, terkadang orang suka lupa akan kewajibannya untuk beribadah menurut agamanya masing-masing. Sedangkan beribadah adalah hal yang penting juga untuk dilakukan secara rutin agar kedekatan dan hubungan manusia dengan Tuhan selalu terjalin dengan baik. Di Indonesia sendiri ada 6 agama yang diakui antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Setiap agama memiliki aturannya sendiri mengenai ibadah, tetapi disini akan sedikit membahas bagaimana agama-agama mengharuskan pengikutnya untuk taat beribadah.


Dalam agama Islam, ada surat Al Bayyinah Ayat 5 tentang perintah beribadah yang isinya: “Menunaikan ibadah menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam sebagai wujud penghambaan dan bersyukur kepada Allah SWT”. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-quran yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, penganut agama Islam harus menjalankan ibadah 5 waktu setiap harinya.  Selanjutnya dalam agama Kristen juga tertulis di dalam Alkitab mengenai bagaimana ibadah harus dilakukan setiap hari tidak hanya di hari Minggu saja. Dalam Mazmur 119:9 tertulis “Dengan apakah seorang pemuda memurnikan jalannya? Dengan mengindahkannya sesuai dengan firman-Mu”. Sehingga, orang penganut agama Kristen harus berdoa serta baca alkitab setiap harinya. Begitupun juga untuk agama-agama lainnya. Setiap agama memiliki aturan dan kewajiban akan bagaimana menjalankan ibadah yang benar.


Sebagai bukti banyak pengalaman di sekitar kita dan orang-orang di sosial media yang justru membagikan sisi atau pengaruh yang kurang baik dalam konteks menonton drama Korea. Bisa dilihat influencer-influencer yang seharusnya bisa membantu mengingatkan kita untuk taat beribadah justru lebih sering memperlihatkan bagaimana mereka seolah-olah ‘kecanduan’ akan menonton drama Korea ini. Hal-hal yang diupload mereka dalam sosial media justru ketika mereka rela menghabiskan lebih dari 8 jam untuk binge watching atau menonton setiap episodenya tanpa henti. Tidak hanya pada kalangan influencer atau artis saja, namun hal ini sudah dilakukan oleh anak sekolah, perkuliahan bahkan orang-orang yang sudah bekerja. Pengaruh buruk lainnya adalah mereka lupa akan tanggung jawab mereka juga di dalam kehidupannya yang ‘nyata’.


Saya sendiri sejujurnya pernah ada pada posisi tersebut. Khususnya pada masa pandemi covid-19 dimana tidak ada hal yang bisa saya kerjakan. Dari awalnya yang sama sekali tidak tertarik untuk menonton drama Korea, saya menjadi penasaran kenapa semua orang dan teman-teman saya terus membahas mengenai berbagai judul drama Korea yang membuat saya bingung. Sampai akhirnya saya menonton beberapa judul yang direkomendasikan oleh teman-teman saya yang memang sudah menjadi penggemar K-drama dari lama. Memang banyak hal menarik yang didapatkan. Dari ceritanya yang banyak mengambil kisah kehidupan sehari-hari, kemudian adanya plot twist yang tidak pernah terpikirkan, ditambah lagi visualisasi dari para aktor dan aktris yang bermain memanglah perpaduan yang sangat luar biasa. Tidak heran banyak orang yang suka, pikir saya. Tetapi dampak apa yang saya terima selanjutnya?


Lebih banyak pengaruh yang buruk yang saya terima sebenarnya, selain daripada moral yang didapat dari drama tersebut. Hal pertama adalah saya menjadi tidak produktif. Mungkin ada hal lainnya yang bisa dilakukan seperti membereskan rumah atau sekedar mencari pengetahuan dengan membaca buku. Berlanjut kepada lupa waktu. Akhirnya demi mengejar satu judul drama yang rata-rata episodenya berjumlah 16 dan 1 episodenya 1 jam membuat saya terus penasaran dan ingin melanjutkan. Sehingga, jam tidur saya pun berantakan atau bahkan tidak tidur demi menyelesaikan semua episode untuk memenuhi rasa penasaran saya. Sampai pada titik saya menjadi jauh dari Tuhan, yang kemudian membuat diri saya sendiri hampa. Tidak ada yang saya dapatkan dari menonton justru banyaknya masalah yang muncul baru menyadarkan saya bahwa saya ada dalam posisi yang salah.


Pertanyaannya kemudian, apakah drama Korea selalu memberikan dampak buruk pada seseorang terutama pada sisi kerohaniannya? Jawabannya adalah tentu tidak selalu, itu kembali lagi kepada individunya masing-masing. Bagaimana seseorang memilih hierarki kepentingan dalam kehidupannya. Apakah orang tersebut menomorsatukan Tuhan, apakah orang tersebut memiliki kerohanian yang baik dan apakah orang tersebut punya keinginan untuk dekat dengan Tuhan. Semua hal diatas mengenai hubungan antara manusia dan Tuhan adalah pilihan individu tersebut. Ini menjadi suatu hal yang penting untuk kita merefleksikan diri, terutama orang-orang yang sangat menyukai atau bahkan ‘kecanduan’ terhadap drama Korea. Menonton drama Korea boleh saja dengan batas tertentu, namun Tuhan tetap harus dijadikan yang utama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun