Mohon tunggu...
NEWS FOR YOU
NEWS FOR YOU Mohon Tunggu... Konsultan - BERITA UNTUK ANDA

Pecinta Keadilan dan Kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pilkada, Pemimpin yang Pantas di Kabupaten Nias

8 Februari 2020   12:33 Diperbarui: 8 Februari 2020   12:34 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemimpin Yang Berkepribadian. Sumber: nasional.sindonews.com

Kepentingan politik menjadikan seseorang tidak suka dengan yang lain, dan karena politik juga dapat timbul kedengkian bahkan bisa sampai bunuh-membunuh. Mengapa sampai hal itu dapat terjadi? Karena dalam politik berbicara soal kepentingan. 

Itu sebabnya, jika calon pemimpin sarat dengan kepentingan pribadi dan kroni-kroninya, haus kekuasaan dan bukan karena rasa iba pada penderitaan masyarakat, maka segala cara ia akan gunakan demi jabatan atau kekuasaan.

Kembali pada keadaan itu, khususnya di kabupaten Nias dan kabupaten-kabupaten lain, jika saja dipimpin oleh orang yang salah dan yang tidak punya nati nurani plus tidak punya kemampuan, maka dipastikan wilayah kepemimpinannya, bukan semakin baik, malah semakin kacau.

Dalam keadaan itu, masyarakat yang sudah terbuka matanya, hatinya, harus betul-betul memahami apa itu PERUBAHAN, sebab perubahan pada setiap pola pikir masing-masing calon pemimpin berbeda-beda sesuai latar bekakang pendidikan, keluarga, lingkungan dan pengalamannya. Itu sebabnya, dibutuhkan seorang pemimpin yang berjiwa kebapaan, berjiwa kharismatik, takut akan Tuhan dan rendah hati serta mampu merangkul orang yang dianggap berpotensi.

Ketika partai bicara politik, maka ia bicara kekuasaan, jika yang memimpin partai adalah orang yang tidak punya hati yang tulus, maka partai yang ia pimpin akan salah juga, termasuk para oknum yang ada di partai tersebut. 

Makanya, banyak oknum yang ikut partai, tetapi tidak memiliki kemampuan mumpuni karena pengetahuan yang terbatas dan sikap merasa diri sudah hebat, apalagi sudah pernah menjadi anggota dewan, ini sebuah kebodohan dan keliru atau kesempitan berpikir. 

Lalu harus bagaimana ? ketika seseorang terjun ke dalam dunia politik, maka ia harus memahami bahwa ia adalah duta masyarakat dalam memperjuangkan hak-hak dan kewajiban, keadilan dan kebenaran, namun, kenyataanya, tidaklah demikian.

Berbicara soal kepantasan seseorang menjadi calon pemimpin, pertama, harus dilihat dari kepribadiannya, wawasannya, pendidikannya, pengalamannya dan fakta hidupnya sehari-hari serta konsistensi dirinya. 

Ketika menjadi seorang politisi berarti ia berani berbuat sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat, ia duduk sebagai legislatif dengan segala fungsi-fungsinya dan kesemuanya harus pro pada keberpihakan pada kepentingan masyarakat.

Senyum seorang politisi mayoritas senyum yang bersifat periodik, itu sebabnya, kita butuh senyum seorang pemimpin yang konsisten dan terus menerus, tampilan kebaikannya tidaklah sesaat ketika ia punya kepentingan. 

Artinya, kebaikan hati, keramahan dan penuh kasih memang sudah menjadi karakternya. Inilah yang kita cari saat ini, yaitu pemimpin yang tulus untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat banyak dan yang komit pada penegakkan hukum dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan lainnya yang tentunya tidak lepas pada disipilin anggaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun