Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Virus Corona dan Degradasi Demokrasi

19 Juli 2020   13:12 Diperbarui: 19 Juli 2020   13:01 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah menjadi pengetahuan umum di seluruh  dunia,  bahwa Virus Corona atau Pandemi Covid-19 merupakan wabah penyakit umat manusia abad ini yang amat berbahaya dan sangat mematikan.  

Meskipun telah dilakukan dengan berbagai  macam cara dan upaya  untuk mencegah penyebaran  Virus Corona secara preventif,  serta dilakukan penanganan pengobatan secara kuratif dan perseveratif,  tetapi trend kkearah penurunan laju infeksi Virus Corona ini, tampaknya belum menunjukkan perkembangan  yang  signifikan.


Hal ini disebabkan  karena hampir sebagian besar masyarakat Indonesia belum memiliki kesadaran yang cukup memadai untuk dapat memahami  secara tepat mengenai bahaya penularan Virus Corona yang amat mengancam keselamatan nyawa manusia, dalam waktu kapan dan dimanapun manusia itu berada.

Situasi ini dapat digambarkan sebagaimana yang dilaporkan Kompas (17/7/2020) bahwa,  masyarakat  di wilayah DKI Jakarta dan Surabaya sebagai kota besar di Indonesia,  belum sepenuhnya memahami  risiko penularan Covid-19 ini dengan baik, bahkan cenderung  meremehkannya.

Kondisi seperti ini  sudah jelas akan berpengaruh  pada perilaku  abai terhadap protokol kesehatan,  sehingga penularan Virus Corona menjadi sulit untuk dihentikan.  Berkenaan dengan hal itu,  maka dilaporkan juga bahwa, berdasarkan hasil survey dari Sulfikar Amir dari Nanyang Tehcnological University (2020), dimana dinyatakan  bahwa,  Indeks Persepsi Risiko Warga Surabaya 3,42  sedikit lebih tinggi  dibandingkan dengan Warga  Jakarta,  yaitu 3,3 mengenai bahaya Virus Corona atau Pandemi Covid-19.

Dijelaskan  bahwa,  survey di Surabaya itu dilaksanakan pada tanggal 19 Juni - 10 Juli 2020 dengan melibatkan  5.904 responden. Sedangkan survey di Jakarta  dilaksanakan  pada tanggal  29 Mei - 20 Juni 2020, dengan  lebih dari 200.000 responden.

Dari hasil survey ini telah mengungkapkan kenyataan bahwa,  warga di dua kota besar yang memiliki kasus dan korban jiwa akibat Covid terbanyak  di Indonesia ini,  ternyata belum  sepenuhnya memahami risiko penyakit Virus Corona ini. Lebih lanjut  dinarasikan bahwa, sebanyak 59 persen responden  di Surabaya mengatakan terpapar Virus Corona amat kecil dan kecil. Dan di DKI Jakarta,  sebanyak 77 persen responden  menjawab  risiko terkena Virus Corona amat kecil dan kecil.  Selain itu,  59 persen responden di Surabaya meremehkan  kemungkinan terkena Virus Corona.  Mayoritas  responden  tak percaya bahwa, keluarga  mereka akan terpapar Virus Corona, dan hal ini merupakan  persepsi yang relatif  mencemaskan.

Meskipun demikian,  jika dikilas balik ke belakang, tampak jelas bahwa,  semenjak Virus Corona ini mulai merebak secara masif di Tanah Air,  masyarakat mulai diperhadapkan dengan suatu  kenyataan hidup yang  relatif  baru, dimana misalnya, sejak tanggal 16 Maret 2020, banyak  orang di kota besar Indonesia melakukan self-isolation karena Virus Corona atau Pandemi Covid -19 bukan lagi sekadar  berita di Wuhan Tiongkok sana,  atau di Korsel atau Jepang,  tetapi Corona memang sudah  nyata  berada di depan mata kita semua.  


Menghadapi runyamnya situasi karena terjadinya perubahan dalam kenyataan sosial seperti itu, maka segala perilaku manusia menjadi berorientasi dan mengarah kepada teori konspirasi, hoax, atau bahkan memanipulasi Pandemi Covid-19 untuk suatu kepentingan  dan ambisi politik tertentu.

Dengan demikian, maka dapat pula dikatakan bahwa, ketika sudah menginfeksi tubuh manusia, maka Virus Corona akan dapat mempengaruhi dan  mengintervensi dunia sosial,  serta menginfeksi  dunia politik sebagai  bunga-bunga demokrasi.


Demokrasi dan Politik Kesehatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun