Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kunjungi Milan, Paus Fransiskus Sebar Ajakan untuk Memperhatikan Orang Pinggiran

25 Maret 2017   05:23 Diperbarui: 25 Maret 2017   19:00 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus di Mobil Khusus Vatikan, FOTO: milano.corriere.it

Keluh kesan yang akan Paus terima dari keluarga sederhana ini akan dibawa ke jantung kota Milan. Sekitar pukul 10 pagi, Paus akan berada di Gereja Katedral “Il Duomo” Milan. Di katedral unik ini, Paus bersama Pemimpin Gereja Katolik di Keuskupan Milan Kardinal Angelo Scola akan bertemu dengan para Pastor dan biarawan-biarawati se kota Milan. Pertemuan ini amat penting. Paus merasa inilah kesempatan yang baik untuk mengenal wajah para gembala gereja Katolik di kota terbesar kedua ini.

Pertemuan ini akan ditutup dengan doa bersama yakni Doa Angelus atau Malaikat Tuhan (pukul 12.00). Doa Angelus dalam tradisi Gereja Katolik biasanya dibuat pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00.

Paus Fransiskus dan Uskup Agung MIlan Kardinal Angelo Scola, FOTO: papaboys.org
Paus Fransiskus dan Uskup Agung MIlan Kardinal Angelo Scola, FOTO: papaboys.org
Dari pusat, Paus akan kembali ke pinggiran. Kali ini, orang-orang terpinggir itu adalah mereka yang menghuni Penjara San Vittore. Meski penjara ini berada di pusat kota, keberadaan penghuninya memprihatinkan. Ada kesan terisolasi untuk penghuni penjara dan warga sekitarnya. Paus pun sebelumnya mengecam pengucilan seperti ini. “Dalam satu kota hendaknya tidak ada yang namanya, daerah gelap, yang tidak terjamah oleh tetangga,” demikian komentar Paus melihat situasi penjara ini.

Memang, di sekitar penjara ini ada yang disebut daerah abu-abu dan hitam. Orang Milan menyebutnya demikian untuk menggambarkan situasi di mana warganya tidak saling bicara entah karena ketakutan atau mau cuek saja. Daerah abu-abu dan hitam inilah yang ingin dikunjungi oleh Paus Fransiskus. Menariknya lagi, Paus menunjukkan sikap prihatin dan kedekatannya kepada orang-orang pinggiran ini. Paus tidak segan-segan untuk makan siang dengan mereka.

Ini bukan hal baru bagi Paus asal Argentina ini. Dia sudah sering makan dengan kelompok yang tak punya rumah di kota Roma dan Vatikan, atau juga dengan kelompok kakek-nenek yang hidup sendiri di kota Torino beberapa waktu lalu. Dengan sikapnya ini, Paus ingin mengajak warga Milan untuk berani melampaui sekat ekonomi dan budaya yang mengurung warga.

Dari penjara, Paus akan menghirup udara bebas di lahan besar di sebelah Utara kota Milan. Paus akan berada di Sirkuit Monza atau Parco di Monza. Di lahan seluas 688 hektar ini, Paus bersama umat Katolik di Milan dan sekitarnya akan merayakan Misa Kudus. Taman besar nomor 4 di tingkat Eropa ini sengaja dipilih agar bisa menampung banyak pengunjung yang ingin mengikuti misa dengan Pemimpin Umat Katolik sedunia ini.

Gereja Katedral Milan, FOTO: pixabay.com
Gereja Katedral Milan, FOTO: pixabay.com
Pada bagian akhir dari kunjungannya di kota mode ini, Paus akan bertemu anak-anak yang akan menerima Sakramen Krisma di Markas klub Milan dan Inter alias lo stadio di Giuseppe Meazza. Di stadion yang dikenal juga dengan nama San Siro ini, Paus akan menyapa secara khusus generasi penerus ini bersama orang tua dan pendamping mereka. Bagi Paus, anak-anak adalah manusia yang polos. Mereka akan bertegur sapa secara spontan. Sikap ini hendaknya dimiliki oleh kita semua agar kita spontan menyapa orang-orang di sekitar kita termasuk yang tidak kita kenal. Dengan ini, kita akan terbiasa untuk melampaui sekat perbedaan yang mengurung sikap kita.

Model kunjungan Paus Fransiskus ini adalah sebuah ajakan yang terbalik. Jika pemimpin lain akan mengunjungi pusat terlebih dahulu, Paus Fransiskus sebaliknya mulai dari pinggiran. Paus ingin membawa orang-orang pinggiran ke tengah kota. Bagi Paus, orang-orang pinggiran itu adalah orang-orang yang berhak masuk kawasan pusat kota. Itulah sebabnya ia berkata, “Hendaknya orang-orang yang dikategorikan sebagai terakhir ini akan menjadi yang pertama”. Ajakan ini sengaja ia tawarkan agar kita bisa melihat dunia dari sudut pandang dan kaca mata yang berbeda. Dunia bukan milik orang-orang pusat. Sebab, orang-orang pusat adalah mereka yang datang dari pinggiran juga. Pusat itu dibentuk oleh orang-orang pinggiran yang berhasil tinggal dan menetap di kota. Maka, orang-orang pusat adalah orang-orang pinggiran.

Apakah Paus Fransiskus akan mengunjungi Jakarta-Indonesia juga?

Sekadar berbagi yang dilihat, ditonton, didengar, dirasakan, dialami, dibaca, dan direfleksikan.

PRM, 25/3/2017

Gordi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun