hidup di daerah urban dengan ragam suku, bahasa,tentu tidak lah mudah terlebih jika boleh dikatakan melting pot nya segala etnis berdatangan mengadu nasib sebegai ladang mata pencaharian.
menyadari zaman yg terus bergerak bukan perkara mudah menguatkan identitas asal usul tanah kelahiran apalagi dengan gempuran budaya asing semakin meringksek ke segala rutinitas keseharian,dari bahasa komunikasi hingga sandang pangan papan.
saya jadi teringat kisah R.M.P Sosrokartno
yang begitu Penuh percaya diri ketika diundang ke acara pesta kalangan Eropa tak malu memakai baju khas Jawa juga blangkon nya,malahan merasa mewah dianatar sekian banyak tamu undangan.
otak saya jadi mengulas pidato beliau yg berbunyi ;Â
"Dengan tegas saya menyatakan diri saya sebagai musuh dari siapa pun yang akan membikin kita (Hindia Belanda) menjadi bangsa Eropa atau setengah Eropa dan akan menginjak-injak tradisi serta adat kebiasaan kita yang luhur lagi suci. Selama matahari dan rembulan bersinar, mereka akan saya tantang!"
(Pidato Raden Sosrokartono berjudul Het Nederlandsch in Indie (Bahasa Belanda di Indonesia), saat menjadi pembicara dalam Kongres Bahasa dan Sastra Belanda ke-25 di Gent, Belgia, pada Agustus 1899).
Selain itu R.M.P Sosrokartno juga mempunyai Prinsip pijakan hidup dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang sebagaimana ia katakan ,"Ingkang dados palanipun lampah koelo inggih naming poeniko Jawi beres, Jawi deles, Jawi sejati" (yang menjadi pola perilaku saya hanyalah Jawa jujur, Jawa asli dan Jawa sejati).
juga patut diketahui di negeri Nan jauh pada masa Hindia Belanda Raden Sosrokartno sudah mencapai titik kesadaran bangga akan mengusung budaya Jawa
"Betulkah dunia bisa diselamatkan hanya dengan kemajuan teknik saja? Apakah yang sebenarnya bisa dikaji dari kehidupan ala Eropa? Dan, apakah sebenarnya yang dicari jauh dari tanah Jawa sampai sekian lama di Eropa?".
rasanya terenyuh jika menyelami apa yg dihari serta pikiran Pangeran Jawa bergelar Mandor Klungsu,Joko Pring,Dokter Alif kalimat nasehat ajakan semangat untuk terus menempuh ilmu pengetahuan