Ia berbisik dekat lubang telinga kita, tak ada batas
Dengan bibirnya yang hitam
Dan mata yang penuh dendam, telunjuknya ke langit
Ia berbisik di bawah terik matahari,
Membakar satu ikat kumpulan reranting
Hangus dedaunan menjelma arang
Duhhh...saudara - saudaraku runtuh bergelimpangan
Pancaroba...
Kita gegabah memandang zaman,
Sudah berkali tragedi berakhir gelap, segelap jiwa kita
Ia berbisik di lubang telinga kita yang dungu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!