Mata kita mendelik, mata yang hitam dan merah
Mata anak anak kita menatap masa kini menjadi hari esok,
Itulah igauan tidurku,
Kita melihat tanah merah dan sekendi kembang setaman
Tanah merah tempat kita kaku dalam rindu
Digali tangan tangan kekar berjiwa kesatria yang kehilangan jiwa
Digali buldozer yang tanpa ampun,
Kita menjadi manusia peminum bau keringat saudara kita
Kita menjadi tawon tawon tanpa tanding
Berkelompok di pojok-pojok kembang dan saling mencium tar yang sedap
Apakah kita tahu tar itu ?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!