Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Budaya Epilepsi

12 April 2018   19:35 Diperbarui: 12 April 2018   19:45 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit merah senjakala tenggelam

Kerlap singgahlah sebentar di sisa umurku yang abu-abu

Bulan masih saja menaptap mataku yang penuh cemar...

Ada bayanganku di genangan, kala kutatap embun berganti butiran debu

Bumi dan matahari, tegaskan jejakku

Samar, tapi tak mau hilang

Ada gelombang dalam darahku, menghujam

Sampai ke samudera tanpa asa

Batas rindu telah menjauh, hilang sirna bersama awan awan yang berarak

Kelangit hampa cahaya

Ada curah mengguyur ringkih tubuh tubuh jalanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun