Mohon tunggu...
Syukron
Syukron Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Akademisi hukum

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Berita Bohong

12 Juli 2018   00:26 Diperbarui: 12 Juli 2018   00:41 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Cari kebenaran kepada orang yang ahli dan cari informasi kepada orang yang bersangkutan ."

Johan baru saja lulus dari sekolah Menengah pertama (SMP) sekitar satu mingguan. Kini Johan ingin melanjutkan sekolah menengah atas . Sebelum dia memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah yang  lebih tinggi tingkatannya atas keinginan orang tuanya, Johan  bersitegang dengan rani ibunya.

Rani sering berkumpul dengan tetangga di komplek perumahan sekitar rumahnya dengan  memanggil ustadz satu Minggu sekali.  Dalam Satu kesempatan  pertemuan pengajian yang di isi oleh ustadz Nabhan. Pak ustaz Nabhan memberika ceramah tentang Mendidik anak. "Ada empat syarat untuk mendidik anak agar menjadi anak yan pandai dan Soleh" tuturk Nabhan.

Pertama, Guru yang harus berintegritas dan berilmu. Kedua, biaya untuk mencari ilmu. Ketiga, tempat yang mendukung program dan kegiatan belajar mengajar."salah satunya pesantren" tutur Nabhan. Keempat, waktu yang lama karena belajar memerlukan waktu untuk menemukan kebenaran.

" setelah pertemuan itu . Apa sih persantren.?  Tanya dalam  diri Bu Rani. Bu Rani mulai mencari informasi tentang pesantren ke tetangga dan teman- temannya serta mencar di internet.

Johan  menemui ibunya, Bu Johan melanjutkan sekolahnya di pesantren aja ya Bu? Tutur Johan  kepada ibunya. Bu Rina tidak langsung menjawab pertanyaan dan sekaligus keinginan Johan saat itu. Bu rani masih mencari informasi tentang lembaga pendidikan pesantren, karena jawaban dari tetangga dan temanya tidak bisa menjelaskan apa itu pesantren.

Saat Bu Rani mencari informasi pesantren lewat internet yang ditemukan ibu Rani, bahwa pesantren lembaga pendidikan sarang teroris, kotor dan tidak memiliki masa depan untuk anaknya. Dengan temuan Bu Rina itu, Bu Rani masih mencari informasi lewat internet  sampai larut malam akan tetapi yang diberitakan sama tidak ada perbedaan.

Johan kembali meminta untuk mesantren , kini ibu Rina menjawab dengan tegas  "tidak " ucap Bu rina kepada johan. " Ga Bu saya mau mesantren"  pinta Johan sambil menagis.

Bu Rani berkata, " sekali tidak, ya tidak. " "Kamu mau jadi teroris" tanya Bu Rina pada Johan. "Ko ibu ngomong begitu" tanya Johan. Ibu Rina menceritakan kepada Johan

bahwa pesantren adalah sarang teroris, kotor, tidak punya masa depan, berita tersebut  didapat yang tersebar di internet. Johan pun mengikuti apa kata ibunya, untuk di sekolahkan ditempat Yang terfaforit se-Jakarta.

Waktu pendaftaran sekolah pun mulai di buka, pagi hari yang cerah  pukul 06: 00 Bu Rani dan Johan  sudah bersiap-siap mau berangkat ke sekolah yang di inginkan oleh ibunya untuk mendaftarnya. Kebetulan rumah Bu Rani bertentangga dengan Bu Eva . Pagi itu juga Bu Eva ingin mendaftarkan anaknya ke sekolah di pondok pesantren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun