Mohon tunggu...
Mocelo
Mocelo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - MAHASISWA - MANAJEMEN - UNIVERSITAS TERBUKA

Hidup itu perlu proses Nikmati hasil nya jalani proses nya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengumpulkan Sampah Jadi Kaya

24 Mei 2022   06:32 Diperbarui: 24 Mei 2022   14:09 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampah memang masalah utama setelah kemacetan, polusi udara, hingga pencemaran lingkungan yang disebabkan  oleh limbah pabrik di negara  kita tercinta ini. Banjir di kota-kota besar yang disebabkan oleh sampah sangat merugikan bagi masyarakat di karenakan aktivitas yang terganggu , harta benda yang rusak dan  hilang.

Pemerintah, organisasi cinta lingkungan hidup, maupun secara perorangan sudah sering mensosialisasikan buang lah sampah pada tempat nya tetapi masih banyak masyarakat yang mengabaikan nya, suatu hari saya pernah melihat lahan pertanian yang terdapat pesan sang pemilik lahan tersebut yang bertuliskan "TUHAN CABUT LAH NYAWA ORANG YANG MEMBUANG SAMPAH DI SUNGAI INI" memang di lahan itu sangat banyak sampah.

Cerita berawal dari seorang anak jalanan yang bernama DEAN ,anak ini berumur 15
tahun ia tinggal di lingkungan yang kumuh  bersama ayah, ibu beserta ABANG nya yang bernama DION.

Ayah nya DEAN bekerja hanya sebagai pemulung sehingga DEAN bersama Abang nya juga berkerja sebagai tukang semir sepatu untuk membantu  perekonomian keluarganya.

DEAN dan Abang nya bekerja  sampai larut malam, penghasilan mereka dalam 1 hari 200.000 ribu  dan uang hasil kerja keras mereka di berikan kepada ibu nya

Begitulah aktivitas sehari-hari dari keluarga itu sampai suatu hari dimana ayah terpaksa tidak meneruskan pekerjaan nya sebagai pemulung dikarena kan ayah nya mengalami batuk darah , sehingga DEAN bersama Abang yang menggantikan sebagai pemulung setelah selesai memulung di sore hari mereka lanjut sebagai pengamen dan tukang semir sepatu.

SI DEAN bersama Abang nya sangat bersemangat membantu kedua orang tua nya itu mereka memulung di tempat lapangan sepak bola, universitas, hingga lampu merah.

Setiap kali mereka memulung Abang heran melihat tingkah laku dari adik nya itu karena SI DEAN memungut barang seperti permen karet dan sepatu yang tidak layak pakai dari pemain sepak bola di lapangan , puntung rokok dan pulpen yang tidak memiliki tinta di kampus,  sendal jepit pengamen yang sudah putus yang tidak memiliki tali

Abang nya memarahi adik nya itu karena memungut barang-barang yang tidak berguna, DEAN menghiraukan perkataan Abang nya dan tetap mengumpul barang-barang itu dan terus memungut barang untuk dijual

Lima tahun telah berlalu kini DEAN tumbuh menjadi dewasa ayah nya sudah meninggal  dan DEAN bersama Abang tetap bekerja sebagai pemulung

DEAN saat memulung tanpa sengaja melihat toko televisi dimana toko tersebut menayangkan acara pelelangan yang di hadiri orang-orang kaya setelah melihat iklan tersebut DEAN lari yang sangat kencang segera kembali kerumahnya dan tampak dari wajah nya dia sangat senang dimana tingkah nya si DEAN membuat keluarga kecil itu bingung melihat nya. Dean dengan semangat mengajak Abang kemudian membawa barang yang sudah lama dikumpulkan ke acara pelelangan tersebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun