Mohon tunggu...
Gokhan
Gokhan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis adalah cara terbaik untuk berbagi dan menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Produktif dari sebuah Tomat

27 Oktober 2020   12:09 Diperbarui: 27 Oktober 2020   12:14 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam hal memasak, ada beberapa resep masakan menggunakan tomat. Benar yah. Terus pertanyaannya, Dalam proses memasak, Adakah resep masakan yang memasukkan tomat utuh? Tentunya tidak, perlu di potong terlebih dahulu, dan disesuaikan porsi nya agar rasa yang dihasilkan pas di lidah.

Kita perlu belajar dari tomat, untuk bisa produktif, kita perlu membagi waktu sebaik mungkin agar tidak burn out.

Rutinitas dan tumpukan pekerjaan bisa membuat seseorang rentan mengalami stres, bahkan depresi. Stres yang terjadi karena kondisi ini disebut dengan istilah sindrom burnout atau job burnout. Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO), burnout adalah istilah untuk menggambarkan kondisi stres kronis yang berhubungan dengan pekerjaan.

Sederhananya, burnout dapat kita ibaratkan seperti menjatuhkan tomat utuh kedalam kuali ketika memasak kuah sup. Tentu, hantaman tomat akan membuat kuahnya terbang kemana-mana.

Nah, agar tidak burnout, kita perlu membagi waktu yang pas antara istirahat dan bekerja. Ada teknik produktif yang sudah terkenal di dunia, yakni teknik pomodoro atau teknik tomat. Teknik pomodoro membagi waktu bekerja menjadi 25 menit. Setelah itu, dilanjutkan dengan istirahat 5 menit. Kemudian lanjut lagi bekerja 25 menit.

25 menit dianggap sebagai waktu yang pas untuk bekerja. Esesnsi dari teknik ini sebenarnya tidak berhenti pada pembagian waktu saja. Lebih lanjut sebenarnya, teknik ini menjelaskan untuk melakukan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan. Teknik ini menyakini bahwa sesuatu yang rumit itu sebenarnya adalah tumpukan dari beberapa hal yang sederhana.

Saya kasih contoh, dalam menulis, saya biasanya menetapkan waktu 25 menit pertama untuk mencari data, mendownload jurnal, dan sebagainya. Setelah itu istirahat 5 menit. Setelah waktu istirahat selesai, saya lanjutkan dengan 25 menit berikutnya untuk membaca beberapa materi yang saya kumpulkan. Setelah itu istirahat lagi 5 menit. Jika dirasa materi yang dikumpulkan sudah cukup, 25 menit selanjutnya, biasanya saya gunakan untuk menulis. Namun jika materinya dirasa masih kurang, saya lakukan lagi pencarian data. 25 menit kerja, 5 menit istirahat. Begitu seterusnya hingga pekerjaan selesai.

Jangan lupa, setelah bekerja, selalu beri reward untuk diri sendiri. Hal ini berguna agar kedepannya kita dapat lebih semangat lagi dalam melakukan pekerjaan.

Oke segitu dulu yah. Semoga bermanfaat yah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun