Mohon tunggu...
Goenoeng Moelyo
Goenoeng Moelyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bapak dua anak, suami seorang istri dan warga negara Indonesia yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Money Money Money

6 Agustus 2014   01:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:19 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap orang mempunyai jalan hidupnya masing-masing. Ada yang beruntung bisa menikmati sesuatu yang material dengan tak ada habisnya. Ada yang untuk menikmati ‘sekedar’ saja harus pontang-panting banting tulang peras keringat peras otak.

Yang saya omongkan di sini adalah dari sisi material, harta benda ataupun harta karun. Duit, hepeng, atau apapunlah. Jangan bilang ‘segala sesuatu jangan dilihat dari material, duit’. Jangan, walaupun itu sah-sah saja buat anda. Namun, apa sih di atas bumi ini yang bisa didapat secara gratisan bila ingin menikmati sesuatu? Makan? Minum? Bahkan kencing saja saya harus mengeluarkan seribu perak di toilet Simpanglima, dua ribu perak untuk buang air besar dan juga kalau iseng mau mandi.

Sampai saat ini saya belum pernah bertemu dengan orang yang kebetulan biasa-biasa saja, yang tak butuh duit. Seingat saya, orang yang bilang ‘segala sesuatu jangan diukur dari harta’, adalah orang yang dari segi harta nggak kekurangan. Sama seperti perempuan yang bilang ‘yang penting itu inner beauty’, mungkin dia dikaruniai Tuhan wajah yang nggak begitu cantik.

Katakanlah, lha wong mau ngajak jalan-jalan anaknya, ya sekedar jalan-jalan ke Simpanglima yang notabene memang jalan-jalan saja, itupun butuh ongkos. Entah bensin atau naik angkot. Belum lagi di sana sang anak kepengen beli sate bakso atau siomay.

Kan bisa diajak jalan-jalan di sekitar rumah? Keliling gang atau muter se-RW. Helloooooww… jadi orang jangan gitu-gitu amat ah.

Ada orang yang memang digariskan, ya digariskan selalu beruntung. Dilahirkan sebagai anak orang kaya, dimanja-manja, muda foya-foya, tua kaya raya. Dan itu bisa didapatkan (secara kasat mata) tanpa perjuangan yang berarti. Sekolah di sekolahan bagus. Lulus jadi pengusaha, tiba-tiba dapat tender em-eman, dapat suami/istri rupawan. Selingkuhan banyak. Korupsi juga banyak. Tapi selameeeeet aja.

Di lain sisi, ada orang yang banting tulang sambil berdoa siang-malam. Namun hidupnya selalu pas-pasan bahkan sering nomboknya. Karena tak mampu menyekolahkan, akhirnya anaknyapun bernasib sama. Memang sekolah sekarang gratis, tapi buku, seragam dan ongkos perjalanan ke sekolah tidaklah gratis.

Berusaha, berusaha, berusaha dooong…

Emang elu kate orang-orang macam itu cuman ongkang-ongkang kaki aje? kurang maksimal? Gile lu, Ndrooo…

Ck. Jadi orang jangan mikir gitu-gitu amat ah.

Jadi, apa moral dari tulisan ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun