Mohon tunggu...
Godet Sugedot
Godet Sugedot Mohon Tunggu... -

berusaha diam di atas hikmah dan berbicara di atas hikmah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pendapat Muhammad Bin AbdilWahab Tentang Ziarah Kubur

30 April 2013   11:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:22 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Alhamdulillah. Setelah sebelumnya saya sebutkan dalam artikel ini pendapat para ulama "wahabi" tentang ziarah kubur, berikut ini saya sebutkan pendapat 'pendiri' "wahabi", yaitu Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab tentang ziarah kubur.

Perkataan beliau ini saya dapatkan pada kitab beliau yang sebenarnya sudah saya pelajari beberapa tahun yang lalu yaitu Kitabut Tauhid. Namun entah kenapa, kok bisa-bisanya saya lupa dan tidak ingat. Memang demikianlah ilmu kalau tidak diulang-ulang sering hilang dari ingatan. Makanya wajar jika di antara ulama salaf dahulu ada yang membaca satu kitab sampai puluhan kali. Bahkan ada ulama yang membaca Shahih Bukhari hingga ratusan kali. Mungkin itu untuk mengokohkan ilmu dan meneguhkannya dalam hati.

Baik, gak pake lama, berikut ini pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab tentang ziarah kubur di Kitabut Tauhid dalam Bab fii himayatil Musthofa janabat tauhid wasadiihi kula toriqin ilasyirk:

وقوله تعالى: {لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ ... }

وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم: " لا تجعلوا بيوتكم قبورا ولا تجعلوا قبري عيدا، وصلوا علي فإن صلاتكم تبلغني حيث كنتم " 1 رواه أبو داود بإسناد حسن. ورواته ثقات".

وعن علي بن الحسين رضي الله عنه " أنه رأى رجلا يجيء إلى فرجة كانت عند قبر النبي صلي الله عليه وسلم فيدخل فيها فيدعو، فنهاه وقال: ألا أحدثكم حديثا سمعته من أبي عن جدي عن رسول الله صلي الله عليه وسلم؟ قال: لا تتخذوا قبري عيدا،ولا بيوتكم قبورا، وصلوا علي فإن تسليمكم يبلغني أين كنتم ". رواه في المختارة".

فيه مسائل:

الأولى: تفسير آية براءة.

الثانية: إبعاده أمته عن هذا الحمى غاية البعد.

الثالثة: ذكر حرصه علينا ورأفته ورحمته.

الرابعة: نهيه عن زيارة قبره على وجه مخصوص، مع أن زيارته من أفضل الأعمال.

Dan firman-Nya: {Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu..}(At-Taubah: 128)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, tetapi ucapkanlah shalawat untukku karena sesungguhnya ucapan shalawat kalian sampai kepadaku di manapun kalian berada. " (Hadits riwayat Abu Daud dengan sanad yang hasan dan para perawinya tsiqah)

Dalam hadits lain, Ali bin Al-Husein radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa ia melihat seseorang datang ke salah satu celah pada kuburan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu masuk ke dalamnya dan berdoa. Maka ia pun melarang orang itu dan berkata, "Maukah kamu aku beritahu sebuah hadits yang aku dengar dari bapakku, dari kakekku, dari Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam? Beliau telah bersabda: 'Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, (tetapi ucapkanlah doa salam kepadaku) karena sesungguhnya doa salam kalian sampai kepadaku di mana pun kalian berada. " (Diriwayatkan dalam kitab Al-Mukhtarah)

Dalam bab ini terkandung beberapa kandungan hukum:

Pertama: tafsir surat Al-Baroah (At-Taubah)

Kedua: penjauhan beliau (Nabi) terhadap umatnya agar tidak jatuh dalam larangan dengan sejauh-jauhnya

Ketiga: semangat dan kasih sayang beliau terhadap kita

Keempat: larangan beliau dari menziarahi kubur beliau dalam bentuk khusus seperti ini, pahahal menziarahi kuburan beliau termasuk perbuatan afdhal (baik).

(Kitabut Tauhid)

Perhatikan kalimat Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab yang saya tebalkan. Syaikh menyatakan bahwa menziarahi kubur Nabi adalah perbuatan baik, hanya saja Nabi melarang umatnya menziarahi kuburan beliau dengan tata cara yang disebutkan dalam hadits yaitu menjadikan tempat kubur beliau sebagai tempat perayaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan point ke empat yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab di atas. Beliau berkata:

الرابعة: نهيه عن زيارة قبره على وجه مخصوص: تؤخذ من قوله:"ولا تجعلوا قبري عيدا" ; فقوله: "عيدا" هذا هو الوجه المخصوص.

Keempat: larangan beliau dari menziarahi kubur beliau dalam bentuk khusus seperti ini. Perkataan ini diambil dari sabda Nabi: "Jangan kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan. " jadi, sabda Nabi: " tempat perayaan " inilah yang dimaksud dengan bentuk khusus tadi. (Al-Qolul Mufid 'Ala Kitabit Tauhid juz 1 hal 452 Penerbit Dar Ibn Al-Jauzi cetakan kedua Muharram 1424)

Berdasarkan keterangan tadi jelaslah bahwa Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab  membolehkan ziarah kubur. Yang terlarang menurut beliau-sebagaimana ditunjukan dalam hadits-jika menjadikan kuburan sebagai tempat perayaan. Jadi, bukan ziarah kuburnya yang terlarang.

Kalau begitu, mari kita berziarah kubur, untuk mengingatkan kita tentang kematian, dan mendoakan mayit yang membutuhkan doa dan pengampunan.

Rasulullah shollallahu 'alahi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku dulu aku pernah melarang kalian dari berziarah kubur, namun sekarang ziarahilah kubur, karena sesungguhnya itu mengingatkan kalian pada negeri akhirat. " (Diriwayatkan dalam Mushonnaf AbdurRazaq)

Wassalamu'alaikum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun