Mohon tunggu...
Godefridus Palus
Godefridus Palus Mohon Tunggu... -

Aku warga negara Indonesia, yang mencintai dan bangga terhadap negaraku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengidentifikasi Mentalitas Bangsa Indonesia

12 Mei 2012   05:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:24 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


Bangsa Indonesia sudah berada pada tahap mana dalam perkembangan sejarah? Pertanyaan ini sangat penting untuk dijawab. Bagaimana pun juga dalam membangun suatu bangsa untuk lebih maju kita perlu mendefinisikan masalah dengan baik. Mengenal masalahnya dengan baik itu sama dengan 50% kita sudah mengatasi masalah tersebut. Banyak pendapat yang berbobot sudah disampaikan oleh anak-anak bangsa ini.  SAYA JUGA INGIN BERPENDAPAT BERKAITAN DENGAN MENDEFINISIKAN MASALAH DI BANGSA TERCINTA INI. Tetapi fokus saya adalah pembangunan di daerah-daerah, terutama Indonesia Timur. Menurut saya, PENTING SEKALI bahwa KITA perlu melihat perkembangan sejarah peradaban kita. Seringkali perkembangan sejarah peradaban suatu masyarakat berbanding lurus dengan mentalitas masyarakat tersebut. Seperti yang kita tahu bahwa tahap-tahap sejarah suatu masyarakat itu demikian: masyarakat tribal/nomaden — bercocok tanam/nelayan — industri - era kebijaksanaan.
1) Masyarakat Tribal/Nomaden
Pada masyarakat tribal masing-masing orang atau masing-masing kelompok (suku) berperang memperebutkan wilayah sumber daya, istri, kekuasaan, pengaruh… Solusi atas masalah adalah perang, pertarungan fisik. Ciri masyarakat seperti ini adalah tidak menetap (nomaden). Mereka tidak menabung, tidak punya lumbung, tidak punya rumah atau gubuk, tidak berpakaian. Mereka sepenuhnya bergantung pada alam.
2) Masyarakat Agraris
Pada masyarakat agraris (bercocok tanam) seperti ini sudah ada kesadaran untuk membuat tempat tinggal dan menetap. Mereka bercocok tanam (membuka ladang/sawah). Hasil produksi mereka jauh lebih banyak daripada pada masyarakat nomaden. Mereka punya waktu juga untuk berpikir menata masyarakat. Peradaban mulai lahir.
3) Masyarakat Industri
Masyarakat industri jauh lebih maju lagi daripada masyarakat bercocok tanam. Produksi mereka berlipat-lipat mengalahkan produksi masyarakat bercocok tanam. Peradaban semakin maju. Budaya belajar, pembagian kerja sesuai dengan spesialisasi sudah ada. Banyak pekerjaan sebelumnya yang menggunakan tenaga manusia diganti dengan pekerjaan mesin-mesin. Pengatuhuan semakin berkembang. Lahir macam-macam ilmu dengan objek material dan formalnya.
4) Masyarakat Era Kebijaksanaan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepatnya sehingga siapa yang tidak menguasai IPTEK dia akan ketinggalan kereta.
Lalu, di tahap sejarah manakah masyarakat kita berada sekarang? Mengetahuai hal ini menurutku sangat penting. Jawaban atas pertanyaan ini memungkinkan kita untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam membangun bangsa ini, membangun daerah-daerah di Indonesia Timur. Hal ini sangat krusial bagi pemerintahan pusat agar tidak menyeragamkan kebijakannya untuk seluruh Indonesia. Masing-masing daerah di Indonesia tidak berada pada tahap sejarah yang sama. Selain itu, mengetahui persoalan ini membantu kita untuk menerapkan ilmu modern bahkan postmodern yang kita dapat secara efektif pada masyarakat kita. Kita tidak mungkin begitu saja menerapkan ilmu yang kita dapat kepada masyarakat yang sebenarnya masih berada dalam tahap nomaden atau agraris karena ilmu yang kita dapat sebenarnya lebih banyak berasal dari negara-negara yang sudah memasuki tahap sejarah industri bahkan tahap KEBIJAKSANAAN. Mengaplikasikan teori-teori kita untuk masyarkat kita tidaklah mudah, tetapi bukan tidak mungkin. Jadi, kita perlu cermat membaca konteks daerah kita dengan baik dan kita berusaha untuk menerapkan ilmu kita pada konteks tersebut dengan efektif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun