"Kamu kenapa, sih?" tanya Keira sambil mengunyah coklat yang baru ia dapatkan.
"Nggak kenapa-kenapa," jawabku.
"Kamu marah aku nggak kasih tahu kamu tentang cowok yang ngasih coklat ini?" tanyanya lagi.
"Iya. Kamu jahat, Kei. Kamu nggak pernah cerita sama aku tentang si Cowok Coklat ini. Tapi kamu tiba-tiba jadian dengan dia," cecarku.
"Maaf. Sebenarnya aku nggak yakin dengan perasaanku. Tapi, sepertinya dia baik. Kamu jangan khawatir, Josh! Aku bisa jaga diri, kok," kata Keira.
"Hmmm....," gumamku.
"Sudah... jangan gitu, ah! Kamu seharusnya kasih selamat dong buat aku!" pinta Keira.
Aku menuruti perkataannya walaupun hatiku terasa perih.
"Selamat ya, Kei! Semoga kamu bahagia sama si Cowok Coklat itu," kataku.
"Cowok Coklat? Lucu banget julukan kamu buat dia. Hahaha," tawa Keira.
Mau tak mau aku ikut tertawa. Aku ingin ikut berbahagia dan ingin Keira bahagia. Aku tak ingin hanya gara-gara cowok lain, persahabatanku dengan Keira jadi hancur.