Mohon tunggu...
Grant Gloria
Grant Gloria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Serunya Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran Dadakan

9 Maret 2017   16:07 Diperbarui: 10 Maret 2017   06:00 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Pagi ini kantor Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran, Jalan Merdeka, Palembang ramai oleh anak-anak TK. Dinas yang akrab disebut Dinas Pemadam Kebakaran mendapat kunjungan dari siswa-siswi TK Manggala School Palembang. Anak-anak ini berkunjung dalam rangka field trip yang memang diadakan minimal 1 kali setiap semester. Kali ini para siswa yang rata-rata usianya 3 sampai 5 tahun tersebut akan mempelajari segala hal yang berkaitan dengan profesi Petugas Pemadam Kebakaran.Para siswa sekolah yang beralamat di Jalan Kapten Marzuki Palembang ini tampak antusias mengikuti acara. Terbukti saat ditanya oleh Pak Rahmat, pembimbing acara dari kantor BPBPK, siapakah yang ingin menjadi Petugas Pemadam Kebakaran, sebagian besar siswa mengangkat tangannya. Mereka pun mulai bersahut-sahutan berebut menjawab pertanyaan Pak Rahmat. Para siswa dijelaskan bahwa untuk menjadi petugas pemadam kebakaran tidak boleh takut air dan takut api. Tetapi juga tidak boleh sembarang bermain dengan barang-barang yang menyebabkan munculnya api, seperti petasan dan kompor.

Acara diawali dengan perkenalan properti yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran. Ada jaket dan celana anti panas, helm, masker, dan sepatu khusus. Salah satu petugas pemadam kebakaran memperagakan cara memakai properti tersebut.

Lalu ada pakaian khusus anti api berwarna perak. Pakaian khusus ini sangat berat dan dipakai hanya untuk menyelamatkan korban kebakaran yang terkepung api. Selain itu siswa-siswi juga diperkenalkan dengan selang pemadam, alarm kebakaran, alat pendeteksi panas, dan bermacam-macam kran anti kebakaran yang biasa dipasang di mal atau hotel.

Pak Rahmat juga menjelaskan tentang pentingnya menjaga keselamatan di rumah yang berhubungan dengan api. Misalnya saat mati listrik, yang harus dilakukan adalah mencari dinding terdekat. Setelah itu meraba dinding menggunakan punggung tangan supaya tidak kesetrum jika terkena benda berarus listrik. Anak-anak juga diajarkan untuk tidak sembarangan mematikan dan menghidupkan kompor. Untuk kompor gas, jika dinyalakan tiga kali dan api tidak muncul maka harus dibiarkan terlebih dahulu. Jangan langsung dinyalakan lagi untuk menghindari kebakaran.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan menyemprot api menggunakan selang pemadam kebakaran. Satu per satu siswa diminta memegang selang dan menyemprot api dengan air. Tentu saja anak-anak senang sekali dengan kegiatan ini. Apalagi pancaran air bisa diatur besar kecilnya, membuat anak-anak semakin antusias menyemprot tong berisi kardus yang dibakar.

Tak hanya menyemprot api saja, anak-anak juga diajak naik ke mobil pemadam kebakaran. Walaupun mobilnya hanya berjalan beberapa meter maju dan mundur namun anak-anak sangat senang. Mereka benar-benar merasakan menjadi petugas pemadam kebakaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun