Mohon tunggu...
Gloria Manarisip
Gloria Manarisip Mohon Tunggu... Pramugari - I'm just an ordinary writer who is amazed by korean and pop culture

I write things that makes me amazed, from things that i love, and things that i hope i could remember forever.. Jakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Kita yang Kecil, atau Dunia yang Terlalu Besar?

10 Agustus 2016   16:38 Diperbarui: 13 Agustus 2016   15:18 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita yang Kecil, atau Dunia yang Terlalu Besar?

Kini, kita mengenal orang pertama sebagai 'the most notorious dictator and killer' dan mengingat orang kedua sebagai peraih nobel perdamaian bahkan setelah ia tiada. 

Adolf Hitler dan Princess Diana, konon keduanya sama-sama memiliki masa lalu yang mengubah mereka. Namun yang satu memutuskan mengambil jalan kekerasan dan yang lain mengubah sorrow-nya untuk fokus menolong orang lain. 

Waktu masih di Jakarta, kakak saya menceritakan sinopsis satu historical  korean drama yang katanya "keren banget, Glo. Mesti nonton!" Saya baru kesampaian menontonnya disaat-saat mau pulang ke Indonesia. Dalam drama ini, seorang anak laki-laki bermimpi untuk melihat semua rakyat Korea mendapat makan dengan mudah.

Namun di saat ia melihat ayahnya jatuh sakit karena liciknya panggung politik Joseon, rakyat yang saling mengamuk karena kelaparan, akhirnya pandangannya melihat dunia berubah 180 derajat- "dunia itu jahat". Tetapi.. mimpinya tetap sama. Anak kecil ini  tumbuh menjadi Raja dinasti Korea yang paling dihormati dan bersih dalam sejarah. Ia memegang andil besar dalam penciptaan huruf hangul Korea. Kini, patungnya duduk ditengah-tengah kota, dan orang mengenalnya sebagai King Sejong The Great. 

Dunia ini besar, dan kita ini kecil. Apa yang saya lihat waktu masih belajar di Jakarta hingga dikirim selama 6 bulan untuk belajar di Jerman juga perlahan berubah. 

Dulu, kita semua bisa protes kenapa gak bisa nyontek waktu ujian, kenapa absensi hanya bisa 3x, kenapa mau lulus saja rasanya penuh tantangan. Namun kini kami sadar, yang salah adalah mental kami. Mental kami bukan mental pemimpin. Nyatanya, masalah yang ada  tidak akan menunggu kita untuk siap menjadi dewasa.

Dan terkadang untuk membela apa yang kita anggap benar, berarti sanggup membela diri dari mereka yang menganggap kita salah. Konon, orang Mesir  menyebut Cleopatra  sebagai "The lover of our Fatherland", sosok yang melindungi bangsa mereka dari akuisisi bangsa lain. Namun bagi orang Roma, Ratu ini dianggap sebagai pelacur yang memanfaatkan kecantikannya untuk menundukkan kekaisaran paling kuat saat itu - Roman Empire. Hal yang sama juga terjadi pada sosok Napoleon Bonaparte. Beberapa negara sinis terhadapnya, tetapi orang Perancis begitu menghormatinya sebagai pahlawan.

 P.s. jangan pernah menghina Napoleon di hadapan orang Perancis.

 Pertanyaannya sekarang adalah 'Mau jadi pemimpin yang bagaimana kita ini?'

Ada satu kejadian beberapa tahun lalu yang sampai ini akan selalu saya ingat. Waktu aksi menanam pohon dalam program character building yang membuat semua mahasiswa FIABIKOM Atma Jaya Jakarta panas-panasan didaerah kritis, salah satu Dosen bertanya begini kepada saya "Kamu kenapa masuk Atma Jaya?"

 Saat itu saya membalas "Karena keterimanya cuma disini Pak". Dosen ini mendadak jadi galak  "Kalau kalian kuliah cuma mau jadi kaya, pergi saja ke Univ lain, kalo disini, kalian harus jadi sukses dan bisa bantu orang lain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun