Mohon tunggu...
Gloria Edwina Rombekila
Gloria Edwina Rombekila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pandemi Virus Corona, Nyata atau Rekayasa?

7 September 2020   09:42 Diperbarui: 7 September 2020   09:54 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketika virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia akhir tahun 2019 lalu, segala jenis informasi terkait virus corona seketika ikut menyebar secara cepat. Penduduk dunia dibuat panik dan ketakutan, akibat berita yang beredar ditengah masyarakat yang memberikan perspektif bahwa virus ini sangat berbahaya dan proses penyebarannya sangat cepat. (Askara, 2020).

Dari sekian banyak berita yang beredar, tidak sedikit masyarakat yang dibuat bertanya terkait kevalidan akan berita-berita yang beredar. Asupan informasi terkait virus yang disajikan kepada masyarakat oleh media tentu sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dalam menghadapi pandemi yang sampai sekarang masih terus berlanjut. 

Fenomena ini dapat dikaitkan dengan Teori Kolonialisme Elektronik, menurut McPhail, teori ini berfokus kepada bagaimana media global, termasuk periklanan dapat mempengaruhi cara orang melihat, berpikir, dan bertindak. Tujuan Teori Kolonialisme Elektronik ini untuk menjelaskan bagaimana media massa mempengaruhi pikiran.

Berbagai kasus kejadian terkait virus Corona yang ditampilkan media lama-kelamaan dinilai janggal oleh beberapa kalangan masyarakat yang tak luput juga dari pandangan para publik figur.  Beberapa waktu lalu, warganet dikagetkan dengan pendapat yang dilontarkan oleh Jerinx penabuh drum band Superman is Dead yang berpendapat bahwa penyebaran virus Corona adalah hasil dari konspirasi para elite global yang saat ini tengah menciptakan teknologi internet mobile 5G. (Kompas.TV, 2020).

Pendapat tersebut juga didukung oleh penyanyi solo Anji yang juga percaya bahwa pandemi ini hanyalah akal-akalan para elite yang ingin menguasai dunia. Opini yang mereka giring lewat media tentu mengakibatkan beberapa masyarakat yang kurang literasi akan hal ini menjadi percaya dan pada akhirnya tidak mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. (Ferdiaz,2020).

Jerinx menyuarakan pendapatnya yang kontroversial tersebut melalui akun Instagram pribadinya yang memiliki pengikut sebanyak 1 juta dan juga dalam kesempatan wawancara dengan beberapa media. Hal ini tentu tidak terbukti, dilansir dari kompas.com, data update virus corona per 6 Agustus 2020 menyatakan 18,9 juta orang positid Covid-19. (Aida, 2020).

Para jubir gugus Covid-19 sangat menyayangkan hal ini dapat dilontarkan oleh seorang public figure yang tentunya memiliki kekuatan menggiring opini publik lewat platform yang ia punya. Jerinx pun ditahan aparat kepolisian akibat pendapat yang ia lontarkan tidak terbukti dan tentu merugikan banyak pihak. (Ferdiaz, 2020).

Sumber :

Aida, N. R. (2020). Update Virus Corona Dunia 6 Agustus : 18,9 Juta Orang Positif Covid-19 | 12,1 Juta Orang Sembuh. Diakses pada 6 September 2020 dari sini

Askara, B. (2020). Rangkaian Peristiwa Pertama Covid-19. Diakses pada 7 September 2020 dari sini

Ferdiaz, N. Y. (2020). Anji hingga Jerinx Percaya Corona sebagai Konspirasi, Jubir satgas Covid-19 : "Silahkan bertanya pada para pakar!". Diakses pada 7 September 2020 dari sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun