Mohon tunggu...
Gloria Awak
Gloria Awak Mohon Tunggu... Lainnya - A student who loves reading a novel.

This bio might help you to get what you want to read. Welcome!

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bumi Manusia dan Keterikatannya pada Kewarganegaraan

17 September 2020   23:53 Diperbarui: 18 September 2020   00:16 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer adalah novel atau buku yang mengandung nilai sejarah tetapi dibalut juga dengan alur cerita yang dikemas dalam sebuah bentuk cerita cinta antara dua orang muda, Minke dan Anellis. Buku yang sudah bereda lebih dari 40 tahun dan sempat dilarang dan ditarik peredarannya di era orde baru, tetapi diterbitkan kembali pada tahun 2005. Novel Bumi Manusia mengandung kritik kondisi sosial dan politik di masa itu di mana lingkungan yang digambarkan pada novel ini adalah Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Buku ini menggambarkan realitas sebuah sejarah dan kaitannya dengan realitas-realitas lain yang mampu ditunjukkan oleh karya sastra realisme-sosialis.

Bumi Manusia mampu membawa para pembaca dan penonton kembali ke zaman di awal abad ke-20. Melihat kembali rakyat Indonesia yang memiliki Batasan dalam segala hal dengan mereka orang Belanda, saat di mana status kebangsaan seseorang sangat dijunjung tinggi dan diperhatikan. Memisahkan antara totok, indo, dan pribumi, saat seorang pribumi yang hanya masyarakat asli Indonesia biasa tidak mendapat perlakuan istimewa, ditindas dan bahkan diolok-olok karena lahir sebagian seorang pribumi, kecuali seorang pejabat dan kerabatnya. Berbanding terbalik dengan totok dan indo, totok terlahir dari ayah dan ibu asli belanda; Indo terlahir dari ayah atau ibu seorang Belanda sedangkan yang lainnya seorang pribumi atau dalam beberapa kasus anak tersebut lahir di negeri Belanda dari ayah-ibu pribumi; atau anak tersebut lahir di atas kapal Belanda maka bisa secara otomatis dikatakan anak tersebut Indo walaupun ayah-ibunya pribumi. Mereka (totok-indo) mendapat 'hak istimewa' karena membawa suatu embel-embel terlahir dari dan di atau keturunan Belanda. Embel-embel ini membuat mereka mendapat suatu keistimewaan hingga masyarakat pada zaman itu menginginkan anak mereka untuk lahir paling tidak di atas kapal Belanda.

Perbedaan yang sangat terasa antara ketiga kasta sosial ini saat itu, menjadi salah satu kritik pada novel dan film Bumi Manusia ini. Ada keterkaitan antara keistimewaan sebuah kebangsaan yang terjadi dalam buku ini dengan Kewarganegaraan. Sebelum lanjut lebih jauh perlu diketahui apa itu Kewarganegaraan, artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan negara dengan warga negara. Menurut KBBI, warga negara adalah penduduk dalam sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran. Mereka memiliki hak dan kewajiban penuh sebagai warga di negara tersebut. Seseorang yang memiliki sebuah kewarganegaraan memiliki kebebasan dan warga negara memiliki hak, tugas, dan tanggung jawab tertentu. Ada beberapa jenis kewarganegaraan yang diketahui di antaranya asas ius sangunis (asas keturunan), asas ius soli (asas kedaerahan), dan sebagainya. Dalam buku yang lalu diadaptasikan menjadi sebuah film ini, terdapat isu yang berkaitan tentang kewarganegaraan, seperti dijelaskan sebelumnya.

Ketika dianalisis kembali ada keterkaitan isu pemberian sebuah kewarganegaraan kepada seseorang pada saat itu. Pertama, Indonesia pada latar waktu  novel atau film tersebut masih belum memerdekakan diri. Itu artinya Indonesia masih belum menjadi sebuah negara yang merdeka dan masih dijajah. Maka belum ada hukum yang tetap dan kuat untuk mengatur tentang kewarganegaraan. Pemberian kewarganegaraan pada saat itu dapat terlihat jelas, lebih diartikan sebagai kasta sosial masyarakat. Hubungan sebuah rakyat dengan negaranya dibagi menjadi tiga, Totok, Indo, dan Pribumi. Totok adalah seseorang yang memiliki darah atau keturunan belanda asli dari ayah dan ibunya. Indo adalah seseorang yang salah satu orang tuanya adalah seorang keturunan Belanda dan yang lainnya tidak, terdapat juga kasus di mana gelar ini dapat didapat karena dilahirkan di negeri Belanda atau di atas kapal Belanda walaupun kapal tersebut berlabu di Indonesia. Pribumi adalah orang asli Indonesia di mana ayah dan ibunya tidak terdapat keturunan apa pun.

Jika dikaitkan dengan  pemberian kewarganegaraan atau asas-asas kewarganegaraan. Totok adalah pemberian kewarganegaraan dengan menganut asas Ius Sanguinis di mana ditentukan menurut keturunan mereka bukan berdasarkan tempat kelahirannya, yaitu Belanda. Sedangkan seorang Indo ditentukan kewarganegaraannya berdasarkan ius sangunis atau ius soli. Dalam hal ini seperti dijelaskan sebelumnya ada dua cara memberikan embel "Indo" ini. Asas Ius sangunis dianut Ketika salah satu orang tua anak tersebut adalah seorang keturunan Belanda. Kedua karena tempat kelahiran mereka, salah satu contoh adalah tokoh dalam buku ini yaitu Robert Suurhof. Ia berasal dari ayah dan ibu pribumi akan  tetapi ibunya melahirkan dia di salah satu kapal Belanda yang sedang berlabu, dengan otomatis Suurhof dapat dibilang sebagai seorang Indo. Dan yang terakhir adalah pribumi, gelar yang diberikan karena keturunan dari Indonesia tok tanpa pencampuran darah.

Berbicara juga tentang kewarganegaraan, warga negara yang memiliki kewarganegaraan pasti mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi dan peraturan, hukum yang harus dijalankan dan dilindungi. Sayangnya, Ketika Indonesia belum merdeka peraturan terkait kewarganegaraan atau pemberian warga negara ini belum diatur. Maka dari itu, banyak pribumi yang ditindas dan diperlakukan tidak adil oleh totok saat itu dengan peraturan-peraturan yang mereka buat dengan menghak istimewakan keturunan Belanda. Peraturan yang dibuat juga kadang dibuat sendiri tanpa ada pengesahan secara hukum. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia belum memiliki pemerintahan negara untuk berlindung, hukum yang disahkan untuk dipatuhi, dan hak-kewajiban yang belum terpenuhi. Pribumi belum menjadi seorang warga negara karena Indonesia belum merdeka. Hal lain juga karena Belanda merasa memiliki Indonesia sebagai negara mereka sehingga membuat mereka merasa bebas melakukan hal tersebut. Hal ini yang menjadi salah satu pemicu Indonesia untuk memisahkan diri dan memerdekakan diri dari para penjajah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun