Mohon tunggu...
Global Youth Action
Global Youth Action Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Pemuda

Global Youth Action merupakan organisasi pemuda internasional yang menciptakan kerja sama antara gerakan pemuda di seluruh dunia, Gerakan yang nyata untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

It's Your Turn

24 Februari 2020   14:36 Diperbarui: 24 Februari 2020   14:42 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Melalui program ini, Saya belajar mengenal budaya, sejarah, gaya hidup, perkembangan teknologi, tata kota, dan masih banyak lagi yang lainnya." | dokpri

Malam itu, di sebuah caf di daerah Soekarno Hatta Malang, seperti biasa aku dan sahabatku menghabiskan malam bersama dengan setumpuk pekerjaan yang sudah melambai-lambai untuk diselesaikan, bukan untuk ngobrol dan ngopi-ngopi cantik tentunya. Ya, seringkali memang begitu, waktu-waktu yang kita habiskan di caf bukan untuk nongki-nongki cantik, bersenda gurau atau semacamnya, tetapi lebih banyak kita habiskan di depan layar laptop atau gadget dengan seabrek pekerjaan yang tak pernah ada ujungnya.

Sesekali, kita mulai scroll di hp kita masing-masing, entah itu hanya sekedar mengecek notif chat atau hanya membuka medsos meski iseng saja. Sambil senyam-senyum sendiri, aku mulai menscroll salah satu website yang tercantum namaku di sana, sambal mulai melihat-lihat jajaran nama-nama lain yang ada di sana. Seketika aku memulai pembicaraan dengan sahabatku itu sambil menepuk bahunya, "Tau gak sih?" kata kunci yang sering kita gunakan tatkala memulai obrolan atau sekadar berbagi info seputar apapun, kadang gosip juga sih. Hehe. "Aku lolos 10 besar program Comparative Study ke tiga negara coba!" dengan muka heboh penuh tanda tanya. 

"Bentar-bentar, kok aku bisa lolos ya, padahal aku gak yakin blas lho iso lolos" tambahku lagi dengan masih menunjukkan muka bingung dan seneng tentunya. Sambil memperlihatkan website yang tadi ku lihat di hpku pada sahabatku. "Wiiik iyoik, mantaaap mantaaap..." sahutnya sambil mengacungkan jempolnya. "Emange iki program opo to? Tentang opo?" tambahnya lagi penasaran. 

"Jadi...program ini itu yang ngadain namanya Global Youth Action, awale aku iseng aja ikutan waktu dapet info dari salah satu temen di grup WA, pertama daftar, habis itu bikin essay gitu dari pertanyaan-pertanyaan yang dibuat panitia, habis itu dikirim, uwes. Nunggu pengumuman, diambil 10 besar, wawancara di Jakarta, diambil 3 besar untuk delegasi Fully Funded Comparative Study ke tiga negara" jawabku padanya. "Wah, katut-katut dirimu, aku yakin" sahut sahabatku dengan yakinnya. "Ah mosok se, kok aku ragu yo, ah embuh wes..." jawabku dengan masih agak kebingungan.

Ya, bingung. Kata yang tepat untuk menggambarkan rasanya saat itu. Saya lulus kuliah pascasarjana 3 tahun yang lalu, saya sudah lupa rasanya memenangkan suatu kompetisi. Sudah lama sekali rasanya saya tak pernah merasakan rasa ini. Dulu, pada saat masih berstatus mahasiswa, rasa ini mungkin beberapa kali sudah pernah kurasakan.

Ya, setelah sekian lama tidak lagi menyandang status sebagai mahasiswa, dari yang dulunya saya adalah seorang aktivis yang sangat biasa dengan kompetisi, event dan berbagai kegiatan lain, setelah lulus sudah lama rasanya tidak berkecimpung di dunia itu, meski kini tetap berkecimpung di dunia kampus. Namun tetap, rasanya beda. Rasanya masih sama seperti dulu, campur aduk, ada senang, ada khawatir, ada cemas, ada exited dan ada ragu, bedanya cuman kini aku lebih santai aja sih, rasanya seperti apapun yang terjadi, it's will be okay.

Kesibukan kantor dan mengajar yang seabrek memang tak bisa dihindari, namun bagi saya kesempatan ini harus tetap dilaksanakan, harus jalan terus. Interview seleksi tahap II di Jakarta tetap harus saya datangi, kebetulan saat itu berbarengan dengan UAS di kampus yang tentu saja saya kebagian jadwal jaga. Pada saat interview, dari 10 peserta yang hadir, hanya 4 orang saja yang hadir, namun ada ketentuan khusus untuk peserta yang dari luar jawa, bisa interview online. 

Dari 10 diambil 3, insya Allah ndak terlalu sulit pikirku. Secara pengalaman, memang aku terlihat paling menonjol di antara peserta-peserta yang lainnya, bukan berarti sombong sih, tapi memang secara usia aku yang paling mateng dan sudah melewati banyak hal. Hehehe... memang interview bukan hal yang sulit bagi saya yang telah melewati puluhan interview sebelumnya, tapi tetap, segala sesuatu harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. 

Beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam interview antara lain pengetahuan umum, pengetahuan tentang ASEAN dan tentang manajemen diri. Pertanyaan yang diajukan oleh interviewer di pilih secara acak dari ketiga topik di atas sesuai undian yang kita dapat di depan interviewer. Pertanyaan yang saya dapat terkait ASEAN dan manajemen diri. Pertanyaan tentang ASEAN seputar bagaimana ide-ide, pandangan dan kontribusi kita terhadap peran kita sebagai pemuda dalam mengembangkan ASEAN tentunya, dalam menjawab pertanyaan ini satu kuncinya "perbanyak membaca". 

Tenang, membaca gak ada ruginya kok. Sedangkan, pertanyaan terkait manajemen diri, lebih banyak terkait bagaimana pola pikir kita, manajemen emosi, dan lain-lain. Untuk menjawab pertanyaan ini kuncinya adalah "pengalaman hidup". Dengan pengalaman yang banyak, akan lebih memudahkan menjawab pertanyaan. Seperti dugaan awal sahabat saya malam itu, alhamdulillahirobbil'alamin... I'm one of the Top 3 Fully Funded Comparative Study 2020.

Pesan saya untuk teman-teman yang akan mengikuti program Fully Funded Comparative Study adalah, jadilah diri sendiri, jujur terhadap siapa saja termasuk diri Anda, lakukan segalanya dengan sungguh-sungguh, apapun kesibukan dan kegiatan Anda, kemudian lakukan bertahap, jangan terburu-buru, dalam menuliskan essay, belajar untuk interview, lakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang dan dilakukan berulang-ulang, satu lagi, jangan pernah lelah untuk terus belajar dan jangan pernah berhenti belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun