Mohon tunggu...
Siti Masruroh
Siti Masruroh Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

Imaginer, Freedom Writer, Bolang, Nyastra. and always support go to Leiden

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meamorfosis Hujan Bulan Juni

25 Februari 2018   22:26 Diperbarui: 25 Februari 2018   22:57 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mengenal sastrawan yang cukup populer dan tidak asing di kalangan orang tua maupun para remaja bahkan anak-anak yang di beritahu orang tua mereka. Sajak dengan judul "Aku Ingin" yang sering kutemukan  di kertas undangan pernikahan, nembak hati cewek, ramuan khas untuk ngegombalin pasangan dan lainnya.  Lebih tepatnya ia adalah Sapardi Djoko Damono. Di sini saya akan membahas  " Hujan Bulan Juni" kebetulan  baru beli seri novelnya setelah serpihan sajaknya dan membaca komiknya.

Metamorfosis dari sajak "Hujan Bulan Juni" yang awalnya hanya bait-bait puisi sekarang ada lanjutannya yaitu komiknya, lalu novel dan di adaptasi menjadi fim layar lebar yang siap tayang di bioskop kesayangan anda. Entah para pembaca yang sudah setia dengan "Hujan Bulan Juni" juga akan antusias dengan film nya akan tayang atau sebaliknya karena takut kecewa dengan pengalaman sebelumnya. Karena banyak film yang diadaptasi dari novel yang dikurangi ceritanya atau malah ditambah alur ceritanya  sehingga berubah dari perkiraan.

Menyebabkan beberapa penikmat novel aslinya merasa sedikit kecewa dengan film yang di suguhkan. Lihat saja novel berjudul "Negeri Van Oranje" yang begitu jelas menggambarkan kehidupan beberapa mahasiswa Indonesia di Belanda lalu dibuat sekuel filmnya ternyata mengecewakan karena yang disuguhkan bukan perjuangan bagaimana kesehariannya hidup dan kuliah di Belanda seperti novelnya. Namun, yang disuguhkan malah ke romance nya. Dan mungkin juga masih banyak lagi beberapa judul film yang diadaptasi dari novel selain yang saya sebutkan tadi.

Kembali lagi ke"Hujan Bulan Juni", novel ini cukup laris di pasaran. Karena terakhir kali saya beli itu  cetakan ke- 9 dengan jangka waktu yang begitu cepat dari pertengahan tahun 2015 sampai tahun 2016 tidak ada berhentinya. Kebetulan saya juga agak susah mencari di Malang karena kebanyakan sold out dan itu pun yang ada hanya bajakannya.

            Di novel ini Sapardi malahan sudah memasukkan aplikasi WhatsApp sehingga novel ini lebih modern dari sajaknya yang ditulis tahun 1989. Pada saat mbak Pingkan komunikasi dengan Sarwono menggunakan WhatsApp. Bisa dikatakan ini cerita "Hujan Bulan Juni" dalam versi modern dan dibumbui kesederhaan. Sapardhi terkenal tidak pernah menghilangkan kesederhanaannya di setiap karyanya dan dari hal itu justru itulah istimewanya beliau. Kesederhanaannya menjadi kewibawaan dalam tulisannya hingga orang yang membaca juga mudah untuk memahaminya.

            Kisah cinta yang digambarkan di novel ini juga cukup unik dan nyentrik. Sarwono sebagai dosen Antropolog yang selalu dikejar penelitiannya di lapangan karena kehebatannnya dalam membuat tulisan. Sehingga dia dijuluki peneliti yang handal dan juga puisinya yang selalu tayang di surat kabar. Lalu Pingkan juga seorang dosen muda bahasa jepang yang banyak tawaran beasiswa ke Jepang karena kepintarannya. Sarwono yang berdarah tulen jawa sedangkan pingkan dengan blasterannya yakni Manado dan Jawa membuat cerita lebih oriental.

            Sapardi selalu bisa membawa cerita dengan bahasa yang khas tidak kaku dan dibumbui dengan guyonannya sehingga membuat pembaca merasa tidak bosan untuk menyelesikannya. Banyak kata-kata dalam percakapan yang kaya maknanya sehingga bisa di jadikan bekal untuk belajar menulis.

 Lebih dari itu metamorf sajak menjadi komik, komik menjadi novel dan berlanjut film.  Menurut hemat saya itu sangat mengasikkan karena para pecinta " Hujan Bulan Juni" pasti sudah tidak sabar dengan bagaimana jika semua kumpulan puisi Sapardhi bisa dijadikan novel seperti "Hujan Bulan Juni". Itu hanya harapan dari pengagum beliau termasuk saya sendiri. Barangkali waktu nulis ini di baca oleh beliau sehingga jadi novel sungguhan.

 Terakhir kali lihat official teasernya di youtube pemain yang bakal memerankan film ini adalah Velove Vexia sebagai Pingkan. Artis yang sudah lama di dunia entertain dan keturunan darah Manado juga seperti di dalam novelnya.  Sedangkan yang memerankan Sarwono adalah Adipati Dolken artis yang mulai cukup terkenal di film Sang Kiyai. Semoga ini bisa menjadi bahan review anda untuk mengisi kekosongan anda dengan membaca novel ini atau menonton filmnya. Terimakasih 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun