Mohon tunggu...
Elin D Sulistyowati
Elin D Sulistyowati Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya seorang wanita yang suka membaca dan menulis

Orang biasa yang ingin bisa http://www.elinds.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Satu Setengah Bulan dalam Zona Orange Covid-19 di Hong Kong

15 Maret 2020   23:29 Diperbarui: 16 Maret 2020   10:01 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hong Kong Disneyland ditutup sementara untuk mencegah berkembangnya virus corona di Hong Kong, Minggu (26/1/2020).(KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN)

Pada 2 Maret 2020 secara resmi Presiden Joko Widodo mengumumkan 2 warga yang tinggal di daerah Depok positif Covid-19. Hal ini tentu saja membuat sebagian besar warga yang bertempat tinggal di sekitarnya menjadi khawatir dan panik akan penyebaran virus itu.

Saya yang tinggal di Hong Kong pernah mengalami hal itu akhir bulan Januari lalu, saat pemerintah Hong Kong mengumumkan lockdown selama satu bulan. Posisi Hong Kong saat itu dalam Zona Orange. Kalau tidak salah urutan keempat setelah China.

Baca juga: 7 Tempat Wisata yang harus dikunjungi di Hong Kong

Seperti kita  Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan Corona muncul pertama kali di Kota Wuhan, ibu kota provinsi Hubei, China. Virus ini menyerang saluran pernafasan, mirip dengan pneumonia. Posisi Hong Kong yang berdampingan dengan Mainland China (China daratan) tentu sangat rentan dengan penyebaran virus ini. 

Awal mula virus ini mulai menyebar di China, di Hong Kong sudah mulai terasa efeknya. Namun, pada waktu itu saya berpikir, virus akan hilang dan tidak sampai di Hong Kong.

Berhubung saat itu banyak pekerjaan karena menjelang Imlek, keberadaan virus tersebut kurang saya pikirkan. Yang saya tahu setiap pergi ke apotek tidak tersedia masker.

Saat Imlek, kemeriahan dan kebahagian menikmati lebaran dengan keluarga terasa di mana-mana. Jamuan makan dari satu keluarga ke keluarga yang lain berlangsung sangat meriah.

Hingga tibalah Imlek hari keempat atau libur resmi lebaran terakhir berakhir, pemerintah Hong Kong mengumumkan lockdown. Dengan meliburkan semua sekolah sampai awal bulan Maret. Bukan hanya sekolah tetapi juga kantor-kantor juga hanya ada sistem piket. Pekerjaan dilakukan di rumah.

Disneyland dan Ocean park juga tutup. Tempat-tempat umum seperti perpustakaan sampai saat ini juga belum buka. Semua kegiatan yang melibatkan orang banyak dibatalkan. Warga negara dimintai melakukan aktivitas dirumah dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika beraktivitas di luar rumah diwajibkan memakai masker.

Begitu pemerintah Hong Kong mengumumkan lockdown, terjadi aksi panik sebagian besar warga dengan menyerbu mall untuk memborong kebutuhan pokok tahan lama seperti beras, mie, pasta. Mereka takut keadaan akan seperti di Wuhan. Setelah beras, berlanjut aksi borong tisu. Bahkan keberadaan pembalut juga sempat kosong beberapa hari di beberapa toko.

dok. pribadi
dok. pribadi
 Saat itu dalam pikiran saya mempertanyakan seberapa bahaya virus Covid-19, kok pemerintah Hong Kong sampai memberlakukan lockdown yang membuat panik warganya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun