Bahwasanya kita sedari tadi sedang berjalan di atas keindahan bunga-bunga sakura yang seketika berguguran mengucapkan sayonara.Â
Kau memang seperti biasanya, tidak pernah mencintai hal-hal seperti ini.Â
Di sepanjang perjalanan pulangÂ
Aku menemukan buah sakunrabo yang terjatuh sendiri ke tanah,Â
Ia remuk diinjak untuk kehidupan berikutnyaÂ
Dan kau melihat seseorang yang sedang membacakan "haiku" di dipan,Â
Kau berbisik pelan pada telingaku "dia nampak sepertimu, begitu rumit." Katamu.Â
Walaupun begitu, kau tetaplah diartikan "Reiwa" bagiku,Â
Baik didalam fiksi dan nyata adalah kita dan Aku yang berhasil hidup diantaranya.Â
Ataupun itu, kau jadilah "ikagai" bagiku di antara tanya besar akan eksistensi manusiaÂ
Kau hadirkan cinta sebagai sentral dalam sebuah relasiÂ