Mohon tunggu...
Sugito
Sugito Mohon Tunggu... Lainnya - Biru Hitam

selalu ingin tahu yang belum tahu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

A Ghalbina Haifa, Disambut Kenaikan BBM

16 Desember 2014   09:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:13 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore, gerimis, saya diantar ke terminal Giwangan(Jogja) menuju terminal Maospati (Magetan) karena sudah dikabari kalau istri saya sudah terjadi kontraksi. Selama dalam perjalanan cuma terjadi beberapa sms karena hp saya lobet tapi saya sudah di kasih kabar kalau sudah dibawa ke bidan yang selama ini mengurusi. Iya betul perjalanan baru beberapa kilometer hp mati, sehingga dalam perjalanan saya berdoa semoga diberi kelancaran dan kemudahan saat melahirkan nanti.
Malam itu, berderet kendaraan antri di beberapa pom bensin yang aku lewati. Aku berpikir ada apa ini? Sambil berlalu sampailah saya di sebuah terminal tujuanku kebetulan dekat dengan pom bensin dan hal yang sama dengan pom bensin yang saya lewati tadi.

Setelah turun dari bus, saya langsung di kejar tukang ojek untuk menawarkan jasanya tanpa pikir panjang saya ya kan sambil bertanya berapa ongkosnya? "35ribu mas karena BBM mau naik nanti malam jam 12" jawab tukang ojek. Padahal waktu itu masih menunjukan pukul 22.00 tapi tidak apalah yang biasanya hanya 30 ribu.
Terjawab sudah pertanyaan yang ada dipikiran saya tadi. Selama di dalam perjalan saya hanya diam dan harap-harap cemas, penasaran dan dag dig dug bagaimana keadaan istri saya. Semoga dia dalam keadaan yang sehat dan dilancarkan hajatnya itu doa yang saya panjatkan selama dalam perjalan ngojek dan sebelumnya (saat naik bus) juga demikian.
Tidak sampai 30 menit sampailah saya di rumah bu bidan dimana tempat istri saya dibawa sejak sore tadi. Semakin berdebar-debar jantung ini menuju pintu tempat persalinan, dibenakku bertanya sudah lahir apa belum? Saya langsung saja mengetuk pintu kamar dan dibukakan oleh istriku sambil mengucap "perempuan yah", alhamdillah jawabku.
Rasa senang campur menyesal juga karena tidak ada disampingnya saat melahirkan akan tetapi rasa sukur tak henti-hentinya serta rasa tidak percaya telah menjadi ayah.
Disisi yang lain, ternyata anak pertama saya lahir disambut bangsa ini dengan kenaikan harga BBM, tak apa lah mungkin ini pertanda anak saya menjadi bagian yang akan menaikan harkat martabat keluarga pada khususnya serta bangsa pada umumnya, itu yang terlintas waktu itu.

Waktu berlalu setelah sepasar (tanggal jawa) selamatan pemberian nama dan kami beri nama Awwal Ghalbina Haifa, nama tersebut tidak ada hubungannya dengan masalah kenaikan BBM tapi nama ini bertujuan untuk selalu melakukan sesuatu diawali dengan kejujuran dimana jaman semakin edan yang menjadikan akan dinaikan derajad dihadapan-NYA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun