Mohon tunggu...
Gitarani Salsabila
Gitarani Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi aktif semester 1 yang memiliki ketertarikan di bidang sosial.

Selanjutnya

Tutup

Film

Ulasan Film "Bumi Manusia"

1 Oktober 2022   09:18 Diperbarui: 1 Oktober 2022   09:28 2272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Saya ingin menuliskan hasil cerita dari teman saya, yakni Hilma Nafi'ah Shalihah. Beliau bercerita tentang sebuah karya tulis dari Pramoedya Ananta Toer yakni novel fiksi berjudul "Bumi Manusia" yang diadaptasi menjadi sebuah film. Filmnya sendiri dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan sebagai Minke, Mawar Eva De Jongh sebagai Annelies atau Ann, Ine Febriyanti sebagai Nyai Ontosoroh atau Ibu dari Annelies, dan sejumlah aktris lainnya. Film "Bumi Manusia" disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan skenarionya ditulis oleh Salman Aristo. Film ini bertemakan tentang kisah percintaan lelaki pribumi dengan perempuan keturunan Belanda di era perjuangan bangsa Indonesia pada awal abad ke-20. Jalannya film ini memiliki alur maju-mundur dengan durasi 3 jam 10 menit dan tebal halaman sebanyak 535 halaman untuk versi novelnya. Untuk filmnya sendiri memang terhitung lama bagi ukuran durasi film Indonesia. Namun jika dilihat dari segi jalannya cerita di dalam film yang rapih tersusun, film ini sangat direkomendasikan untuk dinikmati terutama bagi para penyuka film era perjuangan di masa kolonial dengan bubuhan perjuangan cinta.

Minke sebagai pemeran utama merupakan pribumi kalangan ningrat yang memiliki hak untuk bersekolah di HBS, tempat dimana orang-orang Eropa bersekolah serta orang-orang Indonesia yang boleh bersekolah di HBS yang berasal dari kalangan ningrat atau pejabat. Minke sangat disegani oleh teman-teman Belanda-nya di sekolah karena memiliki pemikiran yang maju dan terus melawan ketidakadilan. Minke jatuh hati kepada anak Nyai Ontosoroh, yaitu Annelies atau yang biasa dipanggil Ann. Di sisi lain Nyai Ontosoroh merupakan istri simpanan atau secara tidak sah dari seorang pengusaha Belanda bernama Herman Mellema. Kedudukan Nyai Ontosoroh sangat dipandang rendah oleh orang-orang karena statusnya sebagai istri simpanan, terlebih lagi beliau adalah seorang pribumi rendahan.

Hubungan Minke dan Annelies mendapatkan penolakan serta pandangan negatif dari banyak pihak. Terlebih lagi, ayah Minke, yang baru saja diangkat sebagai Bupati, tidak menyetujui Minke dekat dengan Annelies. Meski banyak tantangan, Minke dan Annelies tetap berpegang teguh pada kata hati mereka satu sama lain. Bahkan, Annelies berkeinginan menjadi seorang pribumi asli seperti Ibunya. Minke dan Annelies pun menikah secara sah. Tetapi setelah mereka menikah muncul berbagai konflik dari banyak pihak yang mengancam rumah tangga mereka.

Menurut Hilma, sebagai salah satu penonton film "Bumi Manusia", mengatakan bahwa walaupun film ini memiliki latar waktu di abad ke-20 saat dimana Indonesia berjuang di era gempuran bangsa Eropa demi kemerdekaan, film "Bumi Manusia" memiliki tampilan sinema yang tidak kuno, terlebih lagi dengan bantuan aktris Indonesia muda yang jarang bahwa penonton tidak mengenalinya. Bagi sebagian orang yang belum terbiasa atau kurang merasa nyaman menonton film dengan durasi yang lama karena rasa bosan dan ngantuk, mungkin untuk menonton film "Bumi Manusia" dapat menghilangkan rasa tersebut. Meskipun durasi film yang lama, "Bumi Manusia" memiliki alur cerita yang tidak bertele-tele, namun cukup padat dan jelas, sehingga membuat penonton merasa bahwa tidak seharusnya melewatkan sedetik pun saja dari film ini.

Hilma berpesan bahwa terdapat adegan sadis serta adegan intim di dalam film ini, maka bagi penonton harus berhati-hati dan sadari diri sendiri. Dari film "Bumi Manusia" mengajarkan bahwa cinta tidak harus memandang harta dan tahta, apalagi jika demi kepentingan untuk menghasilkan keturunan yang terpandang. Kunci dari perasaan yang didatangkan tulusnya oleh hati ialah saling menghargai satu sama lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun