Mohon tunggu...
Regita ramadhani
Regita ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswi yang baru memulai dunia perbloggingan

hi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketimpangan Gender di Masa Pandemi

21 Oktober 2021   14:48 Diperbarui: 21 Oktober 2021   15:02 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semenjak hadirnya Pandemi covid-19 pada awal tahun 2020 diindonesia, tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Selain itu, di masa pandemi Covid-19 yang makin melonjak ini malah berdampak pada meningkatnya  Ketimpangan Gender terutama pada perempuan, hal tersebut membuat tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja semakin menurun. 

Ketimpangan gender adalah kondisi dimana terdapat ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara , yang mana di sana terjadi bentuk ketidakadilan distribusi berbagai hal yang dinilai penting dalam suatu tatanan masyarakat. ketimpangan ini seringkali berkaitan dengan adanya suatu bentuk perbedaan yang nyata dan mudah dilihat dalam berbagai bidang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ketimpangan gender antara perempuan dan laki-laki dalam partisipasi angkatan kerja semakin meningkat selama pandemi. "Dampaknya lebih berat lagi bagi perempuan. Dengan kondisi seperti ini, ketimpangan gender semakin meningkat dan terjadi penurunan partisipasi angkatan kerja perempuan," katanya dalam acara UN Women Asia Pacific WEPs Awards Ceremony in Indonesia pada Rabu (18/11), seperti dikutip dari Antara.

Dampak dari krisis kesehatan akibat pandemi ini lebih terasa bagi perempuan mengingat sektor-sektor seperti restoran, akomodasi, hotel, dan pekerja rumahan yang banyak mempekerjakan perempuan paling tertekan akibat Pandemi Covid-19. Menurut laporan awal dari ADB-UN Women's High-Level Roundtable pada 2020, 54 persen dari 75 juta pekerja di restoran dan industri akomodasi adalah perempuan. "Karena itulah mereka adalah pihak yang menderita dari kondisi ini karena kegiatan mereka dan pekerjaan mereka lah yang paling terdampak COVID-19," ujarnya. Dikutip dari katadata.

Ketimpangan gender di Indonesia masih tinggi membuat perempuan sulit mendapatkan hak baik dari sisi sosial hingga ekonomi. Berdasarkan catatan Global Gender Gap Report, posisi Indonesia di 83 dari 153 negara. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, salah satu dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan perempuan adalah meningkatnya pekerjaan yang tak berbayar. Selain itu, kekerasan berbasis gender juga turut meningkat.

 Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Subandi mengatakan bahwa dari sisi ekonomi, kesenjangan kemiskinan antara perempuan dan laki-laki sangat timpang. "Kemiskinan perempuan lebih tinggi hampir di semua tingkatan umur dan di hampir semua wilayah. Umur harapan hidup perempuan yang panjang mengalami periode kemiskian yang lama," katanya.  Subandi juga menjelaskan bahwa selama 12 tahun terakhir, kekerasan terhadap perempuan meningkat. Pada 2019 ada 431.000 kasus ditemui. Dikutip dari bisnis.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun