Mohon tunggu...
Gita Citra Santi
Gita Citra Santi Mohon Tunggu... Tutor - Lets talk about anything

Jika ingin dikenal dunia, MENULISLAH

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema Belajar Jarak Jauh di Tengah Pandemi, Pusing Pak!

2 Agustus 2020   13:48 Diperbarui: 2 Agustus 2020   13:53 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak corona mampir ke permukaan bumi Indonesia, proses belajar-mengajar dilakukan #dirumahaja untuk menghindari kerumunan banyak orang demi mencegah penularan yang masif. 

Sudah hampir 4 bulan lamanya semua jenjang pendidikan melakukan proses belajar secara daring atau online bisa melalui platform zoom atau google meet yang disediakan link oleh gurunya masing-masing, atau siswa disuruh menonton video yang ada di youtube baik unggahan bapak/ibu guru di sekolah masing-masing atau chanel youtube yang dimiliki oleh orang lain. Setelah itu siswa-siswi diberikan soal-soal yang harus dikerjakan dalam jangka waktu tertentu.

Setelah dijalani dalam rentang beberapa bulan, bagaimana penilaian kita, apakah pembelajaran secara daring ini dinilai efektif ? 

Efektif untuk sebagian orang dan secara keseluruhan pembelajaran daring ini masih perlu banyak perbaikan, artinya belum efektif jika diaplikasikan secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat.

Pertama, penggunaan teknologi yang masih awam. Meskipun Indonesia sudah memasuki industri 4.0 yang seharusnya semua orang sudah mengerti tentang teknologi, nyatanya masih banyak yang tidak mengetahui tentang penggunaan ponsel dalam konteks secara luas, kebanyakan hanya mengerti tentang cara menggunakan whatsapp untuk saling berkabar dan search internet saja. Belum banyak yang bisa mengoperasikan zoom meeting atau google meeting untuk media belajar, baik orangtua maupun anak-anak. 

Fakta mengejutkan lainnya adalah tidak semua orang per-kepala di Indonesia memiliki ponsel pintar, masih banyak sekali orang-orang yang hidup di pedalaman belum mengenal dan tersentuh tentang adanya peradaban teknologi ini.

Penggunaan teknologi untuk belajar secara daring akan sangat memuaskan jika didukung jaringan yang lancar, nyatanya tidak semua daerah memiliki layanan jaringan yang stabil dan memiliki sinyal yang kuat. Layanan jaringan yang bagus hanya berada di daerah ibukota saja. Bagaimana dengan yang ada di daerah pelosok ? Wassalam. Masalah jaringan inilah yang kadang membuat siswa-siswi tidak mengerti apa yang disampaikan gurunya saat menjelaskan materi, di layar gurunya baik-baik saja, tetapi di layar siswanya putus-putus. Ah, ribet.

Kedua, jurang ekonomi yang melebar membuat keluarga memiliki pilihan yang sulit, makan atau pendidikan. Baru-baru ini ada seorang bapak yang tertangkap mencuri laptop agar anaknya bisa belajar seperti temannya yang lain. Itulah kondisi kita saat ini. Bisa bertahan hidup di tengah pandemi disaat semua jenis pekerjaan ada di ambang batas adalah kerumitan tersendiri. Baik orang kaya dan orang miskin sama-sama terkena dampak pandemi corona ini. Bedanya yang kaya masih memiliki pundi-pundi simpanan sedangkan yang miskin tidak memiliki apapun yang dapat diandalkan. 

Terbayangkan, masyarakat kelas menengah keatas masih bisa memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya, sedangkan kelas menengah kebawah harus memilih antara pendidikan anaknya atau menghidupi hidupnya sehari-hari. Dengan sistem daring seperti yang dilakukan saat ini, setiap mengikuti kelas online pastinya siswa membutuhkan kuota internet, telepon pintar atau bahkan laptop untuk mengerjakan tugas online dalam bentuk powerpoint atau word.  

Masyarakat menengah kebawah tentu sangat kesulitasn untuk memenuhi hal tersebut untuk pendidikan anak-anaknya.

Ketiga, banyak siswa-siswi yang mengeluh pembelajaran online yang ada kurang dapat dimengerti. Sistem belajar online mungkin dirasa efektif jika dilakukan pada jenjang Perguruan Tinggi, meskipun sebenarnya tidak juga karena jurusan kuliah seperti Kimia, Fisika, dan yang berhubungan dengan laboratorium dan penelitian langsung tidak akan cukup jika dilakukan secara online saja. 

Tidak sedikit guru SD yang mengeluhkan betapa sulitnya mengajar online kepada anak didiknya hingga mereka paham apa yang disampaikan. Saat belajar offline jam belajar tidak terbatas, tetapi saat belajar online jam belajar terbatas oleh kuota internet.

Jika menginginkan pembelajaran daring terus berlanjut, maka harus disiapkan dengan sebaik-baiknya dan diperbaiki apa yang sudah terjadi. Program TVRI yang dibuat sekarang  untuk menayangkan materi pendidikan dari SD-SMA dirasa sangat membantu sekali, mungkin tidak hanya TVRI saja yang seharusnya ikut membantu mencerdaskan bangsa di tengah kondisi seperti ini. Pemerintah harus menggandeng semua stasiun televisi di Indonesia.

Perbaikan kualitas jaringan dan akses internet sepuasnya untuk siswa-siswi yang sedang belajar daring juga sangat diperlukan. Pemberian beasiswa akses internet, seperti pemberian ponsel bagi yang tidak memiliki juga sangat diharapkan untuk mengoptimalkan program belajar daring saat ini.

Semoga pendidikan Indonesia semakin maju, meski harus diterpa kenyataan pahit seperti sekarang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun