Mohon tunggu...
Giska Septiyani
Giska Septiyani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

cintailah dirimu terlebih dahulu sebelum mencintai orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Konversi BBM ke Listrik, Indonesia Sudah Siap?

27 Juli 2022   08:03 Diperbarui: 27 Juli 2022   11:39 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta – Isu Indonesia akan memulai era industri kendaraan menggunakan listrik memang benar adanya. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menginginkan masyarakat Indonesia untuk konversi dari menggunakan kendaraan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi kendaraan listrik. Adanya keinginan tersebut merupakan wujud dari dukungan menuju net zero emission atau netral karbon di tahun 2060 mendatang.

Didukung dengan semakin menipisnya bahan bakar fosil di Indonesia menjadikan tren kendaraan listrik ini sebagai kendaraan masa depan yang dapat dikatakan lebih ramah lingkungan dan terjangkau dibandingan kendaraan berbahan bakar minyak. Pemerintah pun saat ini perlahan mulai melakukan konversi, seperti mobil pemerintahan yang nantinya akan diganti menjadi mobil listrik sebagai dukungan terhadap net zero emission.

Dilansir dari hasil wawancara Kepala Staf Presiden RI, Moeldoko yang merupakan Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) dengan Republika.co.id, mengatakan bahwa saat ini regulasi atau peta jalannya sedang disiapkan, baik dalam bentuk transisi maupun konversi ke kendaraan listrik.

“Saat ini telah disusun regulasinya, baik yang transisi maupun yang konversi, telah disiapkan bagaimana pemerintah memprioritaskan penggunaan kendaraan listrik di lingkungan pemerintah,” ucapnya di Bali Nusa Dua Convenstion Center ketika diwawancara oleh tim Republika.co.id.

Jika dilihat, pemerintah sepenuhnya sudah mulai mendukung dan menjalani konversi dari BBM ke Listrik, namun apakah dari masyarakat itu sendiri sudah siap? Dengan adanya perubahan ini kemungkinan besar mau tidak mau masyarakat secara perlahan mulai beralih menggunakan kendaraan listrik. 

Meski tren penggunaan kendaraan listrik ini tidak baru dan sudah beredar sejak 1990-an, tetapi untuk sepenuhnya beralih ke listrik dari BBM agak sulit terwujud jika dari masyarakatnya masih belum bisa beralih.

Pada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 yang ditanda tangani oleh Presiden Joko Widodo pada 8 Agustus 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan ini berisi mengenai insentif fiscal dan nonfiscal bagi pengembangan kendaraan berbasis listrik, yaitu diantaranya terdapat keringanan pada pajak, bebas dari ganjil genap. DP 0 persen, dan beberapa ketentuan lainnya yang dimana bertujuan agar masyarakat tertarik untuk beralih dan menggunakan kendaraan listrik. 

Adanya regulasi ini pun didukung dengan mulai banyaknya produsen mobil yang mulai membuat dan mengembangkan mobil listrik. Sebagian besar Negara khususnya pada Negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan yang masyarakatnya sudah banyak menggunakan kendaraan berbasis listrik.

Menurut Budi Cahyono, selaku pencinta otomotif dan pemilik bengkel mobil di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat, adanya peralihan kendaraan BBM ke listrik secara besar-besaran untuk saat ini sulit karena adanya harga yang cukup tinggi untuk kendaraan listrik itu sendiri.

“Kalau dibilang Indonesia siap atau tidak untuk beralih, siap tidak siap ya, karena saat ini masyarakat masih aktif dalam penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak, dan jika disuruh beli kendaraan listrik agak sulit karena harga yang ditawarkan untuk kendaraan listrik cukup tinggi dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak.” Ucap Budi Cahyono dalam wawancaranya di Mega Glodok Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (24/07/2022).

Walaupun kendaraan listrik diprediksi akan menjadi transportasi utama yang digunakan menggantikan kendaraan berbahan bakar minyak dan kebijakan yang diberikan pemerintah cukup menggiuarkan, tetapi kendaraan listrik ini sendiri masih banyak kekurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun