Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tren Kopi Sampai Gadget Warna Putih. Kenapa Putih?

7 November 2013   21:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:28 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(photo: istorya.net)

[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="(photo: istorya.net)"][/caption] Putih oh putih. Sekarang menjadi warna yang sedang in. Warna yang menunjukkan rasa yang 'enak' untuk kopi luwak-luwakan yang sedang trending. Warna yang dibilang ekslusif dan elegan untuk gadget, bahkan mobil. Warna yang sederhana, membumi dan bisa klop dipadukan warna apapun. Tapi, kenapa tidak ada orang yang suka putihnya kafan pada pocong? Atau menjadikan trend-setter warna putih baju kuntilanak? Psikologi Warna Putih Dalam psikologi warna, putih adalah warna asal mula semua hal, menandai awal yang bersih, atau bak kertas yang belu ditulisi. Walau tidak mestimulasi panca indra, warna putih adalah awal dari semua hal yang dapat diimajinasikan oleh fikiran. Warna putih menunjukkan keseimbangan dari semua spektrum warna, menunjukkan aspek postif maupun negatif dari semua warna. Ciri dasarnya adalah kejujuran,keseimbangan, netralitas dan kebebasan . Serupa halnya faham tabula rasa pada bayi. Seumpama kertas putih yang siap dituliskan semua pengalaman dalam hidup. Walau ada beberapa konotasi negatif pada warna putih dalam budaya barat. Warna putih bisa berarti sesuatu yang dingin seperti salju, tertutup dan kosong. Warna puith juga mengimplikasi perasaan steril, kesendirian dan menjauhi, sehingga menimbulkan sedikit hal untuk indra. Di adat Timur, seperti Cina, warna putih secara tradisional terkait kematian dan kesedihan. Dalam budaya ini kematian biasanya berarti akhir dari hidup seseorang dan permulaan untuk orang lain, berpindah ke kehidupan baru. (referensi: empower-yourself-with-color-psycholoy.com) Warna Putih Di Dalam Budaya Kita Saya tulis budaya kita, karena mungkin tidak mewakili budaya Indonesia. Jadilah hanya kita, yang berarti kalau sesuai berarti pemaham budaya kita sama. Warna putih di Indonesia sendiri sudah dikenal baik sekali. Warna putih menandakan kesucian seperti halnya dalam bendera sangsaka Merah Putih. Karena kemerdekaan itu merupakan kesucian yang harus dihormati, tak keran kita selalu hormat setiap upacara. Warna putih dalam bendera pun berarti warna tulang. Dianalogikan dengan warna merah yang mensimbolisasi darah, warna putih adalah tulangnya. Darah dan tulang haruslah ada dalam tubuh manusia. Tanpa darah manusia tidak bisa hidup. Tanpa tulang pun, badan manusia tidak bisa tegak menantang. Jadi sinergitas putihnya tulang dan merahnya darah disimbolisasi bendera negara kita. Sehingga warna putih pun berarti penopang. Atau dalam hal ini sesuatu yang menjadi esensi seumpama rangka yang menopang tubuh. Warna putih tulang dalam simbolisasi bendera kita menunjukkan esensi warna putih sebagai penunjang warna merah, dalam hal ini simbolisasi darah. Kenapa Kita Menyukai Putih? "Ragam warna bisa diasosiasikan sebagai chaos. Ada satu titik di mana orang ingin terlepas dari hal itu. Mereka ingin membersihkan diri dari chaos," tutur Kenya Hara saat designer ternama asal Jepang yang sukses meluncurkan buku 'Designing Design' dan 'White' saat ditemui detikINET di acara Ericsson Business & Innovation Forum 2013, Rabu (30/10/2013) di Tokyo, Jepang. Dulu, banyak yang mengagumi design menawan dengan detil yang kompleks. Namun seiring perjalanan waktu, ketika masalah mulai beragam, banyak mulai menginginkan hal yang simple. Begitu juga dengan produk. "Banyak hal yang terjadi di pikiran yang membuat kalut. Mereka ingin keluar dari rasa itu. Secara tidak sadar akhirnya memilih warna putih sebagai simbol untuk membersihkan diri," tambah pria kelahiran tahun 1958 yang juga menjabat sebagai Art Director brand gaya hidup MUJI. (berita: inet.detik.com) Dan nampaknya chaos di zaman edan di Indonesia memang mempengaruhi secara tidak sadar. Memperngaruhi alam bawah sadar kita semua. Kita ingin kembali kepada kesucian fikir dengan representasi warna putih. Kita ingin merasa dijauhi karena eksklusifitas mobil atau gadget kita yang berwarna putih. Putih mensimbolisasi, pada satu sisi kegalauan diri atas zaman yang penuh kekacauan di Indonesia, dan pada sisi lain mengisyaratkan betapa kita butuh waktu dan steril dari semua chaos yang ada. Makanya pocong dan kuntilanak berdandan putih-putih, karena mereka selalu menampakkan diri seorang diri. hiiii Salam, Solo, 07 November 2013 09:38 pm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun