Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mendongeng Membawa Mimpi Teh Ika Mendunia

17 Oktober 2016   12:28 Diperbarui: 17 Oktober 2016   13:22 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ika Lestari Damayanti - foto: Paul Jones media.uow.edu.au

Belajar bahasa Inggris untuk anak dimulai sejak dini bisa dilakukan. Dengan metode mendongeng atau story telling, saudari Ika berhasil menginspirasi ranah PAUD dalam hal pengenalan bahasa asing. Ika Lestari Damayanti, seorang kandidat Ph.D di University of Wollongong telah memenangkan 3 Minutes Thesis Competition di UOW. Di kompetisi ini Ika atau Teh Ika berhasil menyabet juara pertama pada bulan Juli 2016 lalu. Dan pada 30 September 2016 lalu Teh Ika berhak atas tempat di Asia Pacific 3 Minutes Thesis Final yang diadakan di University of Queensland Australia. Walau tidak menang, Teh Ika berhasil mendapat predikat People Choice Award.

Fokus beliau banyak mengulas tentang metode mengajar bahasa Inggris dengan story telling. Dan terbukti, dengan kegigihan dan passion pada ranah PAUD yang ia tekuni Teh Ika berhasil membawa nama harum Indonesia, begitu pula dengan almamater tempat Teh Ika belajar.

"Saat ayah saya pensiun dari TNI, saya tidak memiliki banyak uang. Namun saya menabung dengan tekun dan membeli novel Dracula. Saya suka novelnya, tapi tidak paham banyak kata dalam bahasa Inggris. Saya sangat suka membaca, jadi saya mulai belajar bahasa Inggris sejak saat itu." ujar Teh Ika dalam wawancara dengan India Loyd.

Teh Ika yang berkantor di UOW Early Start Research Institute juga menjadi kontributor di ABC International Students Stories. Teh Ika bersama 6 kontributor lain di program ABC iView memberikan wawasan dan kontribusi dalam pendidikan. Secara khusus, profil dan karya Teh Ika bersama 7 volunteer lain menjadi kontribusi penting untuk almamater masing-masing dalam hal pendidikan. Video tentang profil dan model pengajaran Teh Ika bisa dilihat dibawah ini.

Di sela-sela kesibukannya meneliti, Teh Ika terlibat dalam kegiatan UOW International Students Program (ISP). Dalam kegiatan ini, beliau aktif memperkenalkan budaya Indonesia di sekolah menengah di daerah Wollongong. Teh Ika adalah salah satu ambassador yang aktif juga di dalam program ISP. 

Teh Ika juga aktif dalam UOW Indonesian Students community atau PPIA Wollongong. Di PPIA (Persatuan Pelajar Indonesia di Australia) Wollongong, Teh Ika bersama rekan ibu-ibu dari Indonesia banyak berbagi soal budaya dan bahasa. Bersama-sama mereka mengajarkan para ibu yang membawa anak bahasa Inggris dengan model story telling. 

"Biaya penitipan anak mahal. Dengan kegiatan ini kami membantu ibu-ibu untuk bisa berinteraksi. melihat anaknya belajar tentang budaya. Saya fikir hal ini tidak begitu besar. Saya membuat grup ibu-ibu ini untuk membantu mereka. Dan saya pun senang melakukannya. " ujarnya.

Menurut Teh Ika, kekuatan dari membaca cerita atau mendongeng adalah menghilangkan kesulitan pemahaman bahasa. Dengan bahasa yang tidak khusus, pendengar bisa sekaligus belajar tentang bahasa. Tidak seperti buku teks di sekolah, dongeng bisa memotivasi anak untuk belajar. Dan dalam hal ini, belajar bahasa asing bisa terfasilitasi dengan baik dalam mendongeng.

Kontribusinya selama ini untuk almamater dan karirnya, juga Indonesia dilandasi dengan filosofi yang cukup sederhana.

"Saya pikir, jika kita melakukan sesuatu dari hati. Kita akan melihat dampaknya di masa depan."

Bangga dengan Teh Ika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun