Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Horor Singkat Tercekat #45

12 Februari 2016   00:14 Diperbarui: 12 Februari 2016   00:38 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sleep - ilustrasi: webchutney.pk"][/caption]

"Andi...Andii..." bisik halus itu selalu terdengar sebelum ku terlelap. Suara seorang perempuan. Namaku selalu disebutnya 2 kali. Dan setelah itu, ia akan berucap selamat tinggal. Entah maksudnya selamat tinggal apa? Suara itu begitu dekat. Begitu nyata. Sudah 1 minggu ini suara perempuan ini muncul. Ku merasa sudah gila. Ku terus coba lupakan. Ku peluk istriku. Sudah 1 minggu ini pula ia tidak bangun dari tidurnya. 

- - o - -

Dinar terpaku dalam tidurnya. Ia merasa seluruh badannya tidak bisa digerakkan. Mati. Tidak. Ia masih merasa bisa bernafas. Ingin ia membuka mata. Tapi tidak bisa. Dengan mata terpejam, ia merasa ada sesuatu menindihnya. Besar dan kuat. Sesekali ia mencium bau amis. Ada juga dengusan dan lenguhan ia dengar. Apa ini? Hatinya tercekat saat ada yang mencekiknya. Nafasnya tersengal. Melawan menjadi percuma. Mulutnya tersumpal. Baru saat nafasnya memburu, tubuhnya bisa bergerak. Seketika ia terbangun. Tatapannya kosong. Apa itu tadi? Fikirnya liar menerawang.

- - o - -

"Gue tu paling ga suka guling kalau tidur Hen.." ujar Citra sambil terkantuk. "Kenapa Cit?" tanya Heny heran. "Bentuknya kaya pocong." jawab Citra ringan. "Ah, ngga juga lah. Cuma emang panjang.." sangkal Heny. Citra terdiam. "Cit.. Cit.. Yah dah molor aja.." sambil mengecek Citra, Heny berujar sendiri. Heny memeluk gulingnya. Entah kenapa ia tidak bisa tidur. Merasa ucapan Citra ada benarnya. Guling memang mirip pocong. Imajinasi Heny malah membuatnya makin takut memeluk guling. Sambil berbalik badan membangunkan Citra, Heny menjadi ketekutan sendiri. "Cit..Cit bangun". Namun yang ia lihat bukan Citra. Ada bungkusan kain putih panjang disampingnya. Pocong. Matanya terbelalak. Janungnya tercekat. Heny berteriak. Citra pun terbangun dari tidurnya. "Hen..kenapa lho? Bangun!". Seketika Heny bangun dari mimpinya dengan jantung yang hampir copot. 

- - o - -

Ada sebuah legenda, jika kamu tidak bisa tidur malam ini, kamu sedang ada dalam mimpi seseorang. Kamu terjaga dalam mimpi orang lain. Seseorang mungkin memimpikanmu. Saya tidak berkata mimpi indah. Mungkin saja mimpi buruk. Dan saya pun tidak berkata orang yang memimpikanmu masih hidup. Bagaimana jika ia memimpikanmu dari dalam kubur?

Cerita-cerita lainnya: #44

Salam,

Solo, 12 Februari 2016

12:15 am

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun