Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Admin Berhasil Menelanjangi Kompasianer, Tapi Tidak Menguliti

1 Agustus 2015   16:09 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:29 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(ilustrasi: voluntarybenefitsmagazine.com)"][/caption]

Hore, akhirnya Kompasiana tidak sering ngadat lagi. Itulah yang beberapa minggu ini saya selalu ekspresikan. Terutama saat menulis ala kadarnya. Melihat laman home Kompasiana yang oke. Dashboard yang, ya sudah cukup baik. Lalu fitur cover profile yang lebih wow. Gambarnya bisa diganti-ganti sesuai personality si penulis. Lalu ada notifikasi email atas komentar yang sudah berfungsi baik. Walau beberapa hari lalu sempat tidak ada notifikasi balasan komentar ke email saya. Tapi sekarang sudah muncul kembali. 

Sayangnya, para admin Kompasiana terhormat belum bisa menguliti saya. Bagusnya, admin sudah menelanjangi saya. Lihat saja dashboard masing-masing Kompasianer sekarang. Kita sudah bisa melihat jumlah post, view, comment, rating, headline dan highligt yang terjejer rapi di sisi kiri layar. Saat orang lain melihat saya misalnya, saya merasa ditelanjangi tentunya. Sudah berapa banyak artikel saya buat (post). Berapa kali muter-muter mampir di artikel orang (view). Ketahuan kalau saya kurang banyak sowan ke artikel Kompasianer lain. Lalu jumlah comment dan rating yang menandakan kalau saya kurang interaksi. Untung jumlahnya masih ribuan. Kelihatan kan kalau cuma ratusan jumlahnya. Saya bakal dicap sombong komentar dan pelit apresiasi.

namun di satu sisi, admin belum bisa menguliti saya. Angka-angka di sisi kiri jadi terlihat statistik semata. Kompasianer tidak terlihat pribadi sesungguhnya sebagai penulis. Ya, tidak adanya tab rubrikasi sangat saya sayangkan. Tidak seperti dashboard Kompasiana lama dengan kolom rubrik dan bulan. Dimana rubrik ini mengelompokkan katergori artikel yang sering Kompasianer buat. Dengan kata lain, spesifikasi 'keahlian' menulis seorang Kompasianer tidak terlihat. Saya sendiri banyak menulis Sosbud, Humaniora, dan Teknologi, serta beberapa di Ibu dan Anak dan Fiksi. Sayang sekarang hal ini tidak terlihat saat orang lain mengunjungi profile seorang Kompasianer.

Bukan berarti ssaya harus sombong dengan 'spesifikasi' artikel saya. Namun inilah yang mencirikan seorang Kompasianer. Bagi sesama Kompasianer mungkin beberapa dari kita memang ada yang ahlinya menulis kategori artikel tertentu. Ia sering dan saking ahlinya menulis satu kategori artikel, maka bahasannya pun mendetail dan mengalir. Untuk orang lain, yang juga mungkin melihat profile kita, spesifikasi artikel juga langsung faham siapa penulisnya. Keraguan mungkin bisa ditepis. Atau mungkin ada pihak yang ingin menyewa kita sebagai penulis lepas untuk perusahaan atau instansinya. Betap ribet jika pihak seperti ini harus bertanya seorang Kompasianer spesifikasi artikel yang ditulis.

Sebagai media citizen journalism yang sekarang banyak dilirik media mainstream, inovasi itu perlu. Ada baiknya, tidak terlalu melunturkan esensi Sharing and Connecting itu sendiri. Mulai dari fitur inbox, notifikasi komentar dan artikel belum muncul sampai saat ini. Saat Kompasianer ingin Sharing apa yang ia tahu dan fahami atau tekuni dengan artikel, hilang hanya dengan angka semata. Spesifikasi artikel atau rubrik di profile kini hilang. Lalu ruh Connecting, menghubungkan Kompasianer dengan dunia kepenulisan di luar Kompasiana dilesapkan. Biarkan tulisan Kompasianer menemukan pembacanya. Atau malah mencari rezekinya sendiri.

Salam,

Solo, 01 Agustus 2015

03: 09 pm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun