Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memprediksi Masa Depan Media Sosial

16 Maret 2023   22:47 Diperbarui: 27 Maret 2023   05:56 1527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robot oleh cottonbro studio (pexels.com)

Sudah barang tentu tidak seperti Metaverse karya Mark Zuckerberg. Didukung dana milyaran USD, Metaverse dari Meta seperti hidup segan mati tak mampu. Dunia 'medsos' yang menawarkan fitur VR sampai NFT nyatanya tidak disukai users. Beberapa alasan ini juga menyebabkan Meteverse mlempem.

Pertama, Metaverse yang digadang mengandalkan teknologi dan perangkat VR inovatif, belum cukup matang dan mahal. Kedua, Metaverse pendekatan berbeda desain dan fitur justru menjadi hambatan untuk users. Ketiga, Metaverse hanya sedikit sekali manfaat VR, NFT, dan token Meta. 

Terakhir, Metaverse tidak memiliki basis users yang kuat saat ini. Hal ini menyulit pengembang Meta untuk membangun komunitas yang aktif dan dinamis. Kombinasi dari ketiga alasan di atas mengindikasikan bahwa Metaverse gagal untuk menarik minat users, gagal memenuhi harapan developer, dan kerugian yang sangat mahal.

Medsos sebaiknya memang sederhana dan murah. Apalagi saat users masih menjadi 'bahan bakar' operasional medsos. Konten yang dibuat, interaksi, dan dinamikanya menarik pengiklan. Hal ini jelas tidak terlihat di Metaverse. Walaupun begitu, masa depan medsos akan terus berkembang. 

Teknologi akan berperan penting dalam evolusi medsos. Saat akses internet dan perangkat seluler global semakin besar, mereka ingin berbagi pengalaman dan informasi. Medsos jelas tidak hanya memfasilitasi interaksi users. Medsos juga telah mampu menjadi alat perlawanan terhadap ketidakadilan.

Setidaknya di masa depan, medsos akan menjadi lebih intuitif. Bukan sekadar live streaming, users berinteraksi dengan real-time. Dimana algoritma medsos tidak sekadar highly-personalized. Platform bisa jadi bereaksi kontra dengan cepat misalnya terhadap hoaks, provokasi, penipuan, konten asusila, dsb. 

Artificial Intelligence menjadi dasar dari model intiutif platfrom. Pengulangan modus, sebaran, dan dampak hoaks misalnya dapat dideteksi sejak dini. Platform menawarkan kembali rasa aman, nyaman, dan menyenangkan di medsos. Sehingga users dapat menemukan informasi yang relevan, mengakses konten yang dapat dipercaya, dan meningkatkan interaksi.

Kemudahan membuat dan berbagi konten akan menjadi lebih intuitif. Platform medsos bisa jadi menyarankan users sebuah konten. Dengan chat yang sudah terpersonalisasi, kemampuan produksi dan distribusi menjadi lebih interaktif. Sederhananya, users memiliki Chat-GPT yang tertanam dalam aplikasi medsos. 

Konten pun akan dapat menemukan 'jodohnya' dengan bantuan AI. Tanpa perlu saling follow, seperti FYP, konten akan saling bercerita. Algoritma yang lebih canggih ini membantu membangun hubungan antara users. Kemudia membantu users juga menemukan konten yang paling relevan untuk mereka.

Inovasi dalam aspek keamanan juga sebaiknya terus diperkuat. Keamanan data dan privasi users harus menjadi prioritas utama. Platform bisa meningkatkan keamanan data pengguna dengan fiture biometrik, misalnya. AI juga memungkinkan sebuah akun sudah memiliki proteksi dasar, bukan hanya 2FA, misalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun