Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gitu Amat Bikin Konten

11 Februari 2023   00:10 Diperbarui: 11 Februari 2023   00:14 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Clown oleh Mikey Dabro (pexels.com)

Walau banyak yang lupa untuk dipahami demi ngonten tersebut. Pertama, dampak jejak digital diri di kehidupan nyata. Menjadi seseorang yang di-cancel dapat berarti menggagalkan interview kerja di perusahanan multinasional.  Bagi yang sudah bekerja, di-cancel berarti ada review bombing di review tempat bekerja atau malah doxxing.

Kedua, membuat konten konyol niretika sulit jadi sustainable. Konten prank memang konyol, tapi resiko salah paham, amarah atau dipersekusi korban bisa dibilang karma yang tidak diduga. Perlu nyali lebih banyak dan nekat untuk melakukan aksi prank yang semakin butuh keberanian dan kekonyolan.

Ketiga, kasihan orang yang kenal dengan si content creator konyol. Perlu dalam-dalam merenungi, konten tanpa faedah, mesum, atau provokatif memang mudah FYP. Apa kata orang tua, keluarga, teman, atau rekan yang mengenal pembuat konten? Malu. Jelas. Bingung mau berkata apa. Sudah pasti. 

Keempat, penyalahgunaan dan framing konten menjadi resiko. Video lengkap 3 menit, bisa saja dipotong 15 detik netizen julid. Multi-persepsi netizen dengan keragamannya, menjadi bahaya yang mengintai. Jelas, karena bias diri sendiri, konten milik pribadi pasti sudah cukup bagus dan informatif. Walau netizen tetap bisa membuat framing jahat.

Jangan demi viral dan FYP, eksistensi, martabat, dan reputasi diri menjadi taruhan. Akun anonim juga tidak menjamin orang lain tahu. Karena jauh di dalam diri setiap orang, ingin dikenal orang banyak bisa berarti rezeki dan pertemanan.

Salam,

Wonogiri, 11 Februari 2023

12:09 am

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun