Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kurangi Jarak, Turunkan Smartphonemu

15 Maret 2020   05:02 Diperbarui: 15 Maret 2020   12:40 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Smartphone oleh Bryan Santos - Foto: pixabay.com

Contoh yang sering kita lihat seperti obrolan bisa langsung terputus karena harus menjawab chat. Mungkin hanya 5 sampai 10 detik. Tetapi jika berulang dengan frekuensi yang dekat. Maka yang kita rasakan adalah obrolan jadi 'hambar'. Atau malah pelaku percakapan saling merasa canggung.

Namun, bukan berarti secara absolut obrolan yang terganggu notifikasi adalah komunikasi kurang baik. Namun, hal ini juga dimaknai sebagai indikasi bahwa obrolan menjadi jenuh. Walaupun, obrolan bisa jadi kembali serius dan bermakna usai jeda singkat melihat notifikasi. 

Pada tipe komunikasi seperti monolog, smartphone juga bisa berarti disrupsi. Dalam rapat misalnya, saat atasan berbicara dan peserta rapat sibuk dengan smartphonenya. Hal ini bisa dimaknai pembicaraan atasan kurang menarik atau atasan tidak memiliki kesan/kepemimpinan yang baik.

Kehidupan manusia era digital tidak bisa terlepas dari smartphone-nya. Dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun, smartphone adalah teman, pelipur lara, dan medium euforia. 

Smartphone memiliki manfaat sekaligus mudarat. Memiliki fungsi juga disrupsi. Memiliki konektivitas sekaligus diskonektivitas. Dan memiliki dunia kita sekaligus memenjara kita.

Salam,
Wonogiri, 15 Maret 2020
04:52 am 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun