Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berbagi Literasi Digital di Kabupaten Para Sahabat

5 Maret 2020   14:31 Diperbarui: 10 Maret 2020   10:44 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto Bersama Para Peserta Seminar di Kabupaten Belu, NTT- Dokumentasi Panitia

Sebuah kesempatan yang cukup berkesan, bisa berbagi di kabupaten para Sahabat. Sebuah kabupaten di perbatasan yang ramai dengan senyum dan lekatnya toleransi. Karena di Kabupaten inilah beragam suku di Atambua berkumpul. Maka muncullah nama Belu yang berarti Sahabat. 

Bersama beragam elemen pemerintah dan sekolah, saya berbagi tentang literasi digital. Difasilitasi Kominfo RI dan Kominfo Kabupaten Belu, hampir 300 peserta datang untuk belajar. 

Hampir semua peserta memiliki smartphone. Koneksi internet yang saya dapat di daerah Belu cukup baik. Baik dalam hal bandwidth dan kecepatan. Namun banyak dari peserta yang masih awam dengan literasi digital. 

Karena banyak dari peserta sadar bahwa ada hal-hal negatif dari internet, juga sosial media. Hal ini diutarakan oleh Wakil Bupati Drs. J.T. Ose Luan. Dengan canda dan gaya bahasa ringan, beliau menjabarkan tantangan memahami literasi digital di Kabupaten Belu.

Ujaran kebencian, hoaks, dan penipuan banyak sekali dialami masyarakat Belu. Dengan banyak sekali korban yang belum tahu untuk cara memahami mengantisipasi, dan mencegah ekses negatif dunia digital.

Bertukar Memorabilia dengan Wabup Belu, Drs. J.T. Ose Luan - Dokumentasi Panitia
Bertukar Memorabilia dengan Wabup Belu, Drs. J.T. Ose Luan - Dokumentasi Panitia
Oleh sebab itu, paparan dari Kepala Seksi Perancangan Literasi Digital Kominfo,mas Rangga Adi Negara berfokus pada pengenalan dunia digital. Dari mulai demografi pengguna internet di Indonesia. Sampai cara pengaduan konten dijabarkan dengan baik oleh bapak Rangga.

Pengamanan data pribadi juga dijabarkan oleh mas Rangga, Netizen baik tidak menggunakan alamat, nama ibu kandung, dan tanggal lahir pada profil sosmed pribadi. Karena data pribadi seperti ini bisa disalahgunakan oleh orang yang jahat.

Bukan dengan cara biasa mas Rangga memaparkan presentasinya. Namun disertai dengan gim interaktif Kahoot. Dimana peserta akan menjawab langsung kuis yang ditampilkan. Dan tentu, dengan konten yang relevan dan reward menarik untuk  pemenang kuis Kahoot.

Sedang saya sendiri memaparkan tentang wacana hoaks dan cek fakta. Ketika saya tanya apakah mereka bisa membedakan informasi bohong dan asli, mereka berkata sulit. Sehingga banyak dari mereka kadang memilih untuk diam. 

Para Peserta Seminar Literasi Digital - Dokumentasi Panitia
Para Peserta Seminar Literasi Digital - Dokumentasi Panitia
Penggunaan tools atau alat cek fakta menjadi penting buat para peserta. Karena hanya dengan pemahaman ekosistem informasi digital disertai dengan tool cek fakta. Seseorang akan mampu membedakan mana yang fakta dan mana yang dusta.

Saya mempraktekkan langsung tools cek fakta seperti Google Reverse Image. Dengan tools ini, peserta bisa memeriksa jejak digital suatu foto. Lalu dipraktekkan pula penggunaan chat bot Kalimasada dari Mafindo. Peserta dapat mencari klarifikasi hoaks di chat bot ini hanya dengan mencatat nomor HP 0859-2160-0500.

Peserta Literasi Digital di Kabupaten Belu memberi kesan tersendiri. Baik untuk saya pribadi dan para peserta. 

Makna sahabat dalam kata Belu sendiri menggambarkan kedekatan dan kerekatan masyarakat kabupaten ini. Dan semoga tidak akan terkoyak dan terbelah oleh efek buruk sosial media. 

Peserta merasa seminar ini memberikan pengalaman dan ilmu baru. Dengan dunia digital yang tidak pernah lepas dari kehidupan mereka. Literasi digital menjadi bekal ketahanan mereka dalam menjaga ha rmoni. Dan mereka berharap acara seperti ini bisa diadakan lagi di lain waktu. 

Salam,

Timor Tengah Selatan, 05 Maret 2020

03:27 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun