Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Antara IndoXXI, DMCA, dan "Streisand Effect"

26 Desember 2019   09:23 Diperbarui: 27 Desember 2019   05:07 1991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Error Site oleh Gerd Altmann - Ilustrasi: mrency.com

Gegabah tapi tidak punya pilihan. Sebuah kalimat yang bisa kita lekatkan pada langkah Kominfo memblokir situs IndoXXI. Gegabah karena manuver ini menimbulkan Streisand Effect. Tidak punya pilihan karena situs ini melanggar DMCA dan merugikan korporasi perfilman Indonesia. 

Sebenarnya sejak Juli 2019, Kominfo telah memblokir 1.000 lebih situs serupa IndoXXI. Pemblokiran ini bukan tanpa alasan. Survei YouGov mendapati hasil mengejutkan. Lebih dari 1.000 lebih pengguna internet Indonesia mereka men-streaming konten secara ilegal. 

Kominfo bersama VCI (Video Coalition Indonesia) pun mengeluhkan perilaku ini. Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) pun memandang perilaku ini merugikan kreator dan sinemas Indonesia. 

Secara makro, streaming dan download melanggar Digital Millenium Act. Dalam aturan DMCA ini, semua situs yang memiliki, mengkomersialisasi, dan menyebarluaskan konten berhak cipta dikenai pemblokiran atau take down. Dan IndoXXI sudah memenuhi kriteria semua pelanggaran.

Yang juga mengejutkan, YouGov Coalition Against Piracy (CAP) mendapati IndoXXI paling banyak di-streaming. Rerata pengunjung situs ini berusia 18-24 tahun. Dengan 44% dari responden survei di atas berkata sering mengunjungi situs IndoXXI.

Tak ayal, IndoXXI menjadi media darling. Walau sudah populer di kalangan pengguna internet sejak lama. IndoXXI kini malah menjadi kian populer. Baik bagi mereka yang sebenarnya tidak tahu apa itu IndoXXI.

Maka terjadilah Streisand Effect. Ya. Istilah ini namanya berasal dari nama penyanyi dan aktris Hollywood, Barbra Streisand.

Fenomena ini pertama kali muncul pada tahun 2003 lalu. Saat itu Barbra Streisand mengetahui foto mansion mewahnya difoto dan disebarkan di internet. Foto ini diambil seorang jurnalis Kenneth Adelman.

Adelman waktu itu melakukan misi bersama California Coastal Project. Projek ini ditujukan mendokumentasikan pesisir pantai sepanjang California. Dan foto udara Adelman saat itu menemukan mansion mewah Streisand di salah satu tebing pesisir. 

Streisand pun telah lama menjadi kontroversi dengan pandangannya yang anti liberal kiri waktu itu. Ia pun segera melayangkan keberatan dan menuntut sang jurnalis. Tidak tanggung-tanggung Streisand menuntut kerugian sebesar USD 50 juta, atau sekitar IDR 698 miliar. 

Persis seperti kasus IndoXXI. Pengguna internet malah makin penasaran pada foto mansion Streisand. Foto mansion Streisand yang diunggah Adelman mendapatkan 1 juta views dari netizen waktu itu. Dan fotonya pun viral beredar di bermacam media di A.S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun