Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekilas Menyoal Trans-Humanisme

5 Februari 2019   00:02 Diperbarui: 5 Februari 2019   00:01 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence oleh Seanbatty - Ilustrasi: pixabay.com

Teknologi menjadi tuhan baik nyata maupun maya. Android mulai diciptakan. Dan kecerdasan artifisial via big data manusia di internet direkontruksi. Tak ayal, manusia tran-humans bisa saja tercipta. 

Tak perlu lagi rumah sakit atau dokter karena dokter pribadi itu bernama nanobot dan smartphone. Mungkin tak perlu lagi sekolah, saat ilmu pengetahuan bisa ditransfer via 'bluetooth' menuju otak dan kesadaran kita.

Saat ini para konglomerat, periset, dan kelinci percobaan sedang sibuk di banyak laboratorium Silicon Valley. Para penganut ideologi trans-humanisme ini sibuk mengaplikasikan potensi tak terbatas teknologi. 

Sedang kita di Indonesia, mungkin masih sibuk mencaci maki pasangan Capres lain di sosial media.

Salam,
Solo, 04 Februari 2019
11:59 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun