Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrasi Ditentukan oleh Siapa?

30 Agustus 2021   13:18 Diperbarui: 30 Agustus 2021   14:48 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Demokrasi/Sumber: Element5 Digital dari Pexels

Tunggu dulu, apa itu demokrasi?

Aristoteles mendefinisikan pertama kali istilah demokrasi sebagai pemerintahan yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti masyarakat dan “kratos” berarti peraturan. 

Beberapa persepsi menyatakan demokrasi berarti liberty, bahkan liberalism atau individualism yaitu peraturan atau hukum harus melindungi individu dari negara atau dalam bentuk sistem politik, demokrasi dilihat sebagai kebebasan memilih atau dipilih, one man one vote, dan plus real choices.

Artinya tidak ada paksaan dari pemerintah dalam memilih dan setiap orang mempunyai hak pilih, tidak dibedakan berdasarkan identitas. 

Dapat disimpulkan bahwa “true democracy” adalah campuran dari pemerintah yang baik “good government” yang mempunyai pemerintahan representatif, keadilan politik, kesetaraan, kebebasan, dan hak asasi manusia

Mayoritas negara-negara di dunia menggunakan sistem demokrasi, berdasarkan penelitian dari Pew Research Centre, di akhir tahun 2016, 97 dari 188 negara, menganut sistem demokrasi.

Beberapa akademisi maupun ahli meyakini proses penyebaran nilai-nilai demokrasi atau demokratisasi dipengaruhi oleh sektor ekonomi, dimulai dari Fukuyama yang menyatakan bahwa adanya hubungan kausal antara pertumbuhan ekonomi dengan institusi demokrasi, melalui mobilisasi sosial. 

Berawal dari konsep Adam Smith yaitu division of labor (pembagian kerja ke dalam beberapa tugas, sehingga setiap tugas dilakukan oleh orang atau kelompok tertentu) yang dibatasi oleh ukuran pasar, artinya ketika pasar berkembang secara komersial dan terbentuk ekonomi industri, pembagian kerja akan muncul dan semakin dalam. 

Menurut Fukuyama, konsep tersebut akan berujung pada terbentuknya kelompok sosial baru yang memunculkan partisipasi dalam lembaga politik yang tidak merata dan kedepannya akan ada kelompok tertentu menuntut bagian untuk memperoleh kekuasaan atau aspirasi politik, sehingga hal ini meningkatkan tekanan bagi demokrasi. 

Akibatnya, muncul pemikiran Karl Marx dengan theory of a social classes yang membagi ke dalam dua kelas, borjuis dan proletar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun