Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebelum Minta Speak-Up Pelecehan, Pikirkan Ancaman terhadap Korban

17 Juni 2021   14:55 Diperbarui: 18 Juni 2021   13:27 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korban pelecehan seksual mencari pertolongan. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Sebab ada rasa takut akan kehilangan pekerjaan dan korban akan dinilai merusak nama baik tempat dirinya bekerja. Apalagi pekerjaan tersebut merupakan sumber pendapatan utama untuk keberlangsungan hidup keluarganya.

Ancaman di sini intinya korban takut akan kehilangan pekerjaan yang membuatnya kehilangan pendapatan sehingga tidak dapat menghidupi keluarga dan orangtuanya.

Ini sama halnya juga ketika kita tahu lingkungan kerja kita toxic atau tidak enak, tapi memilih bertahan karena kita ada tanggungan dan akan repot pastinya untuk mencari pekerjaan lagi.

2. Ancaman Nilai

Ancaman ini dialami oleh murid, siswa/i, dan mahasiswa/i, di mana korban pelecehan tidak speak-up karena takut tidak diluluskan atau diberi nilai jelek. 

Ancaman ini tidak boleh dianggap remeh dan jangan disepelekan hanya karena dengan alasan takut tidak lulus. Kasus ini beberapa kali terjadi di Indonesia. Ini beritanya (1) (2) (3)

Berdasarkan pengetahuan saya dan mendengar cerita dari teman-teman perempuan, ini biasanya tanda-tanda pelecehan yang dilakukan oleh tenaga pendidik:

a. Ditatap terus-menerus saat kelas berlangsung

b. Menyentuh bagian badan tanpa ada maksud dan tujuan serta consent

c. Dihubungi terus menerus via WA dan via telpon, bahkan saat nomornya diblokir menghubunginya lewat nomor lain

d. Meminta foto terus-menerus secara paksa tanpa ada tujuan akademis

e. Mengajak ketemuan dengan konteks "bimbingan" namun tempatnya di rumah pelaku dan tidak boleh mengajak orang lain 

Dalam kondisi ini korban akan merasa sangat tertekan karena di satu sisi dirinya pengin pendidikannya berjalan dengan lancar tapi ada rasa sakit yang membekas secara fisik maupun mental.

Selain karena nilai dan tidak diluluskan, korban juga takut jika kasus yang dialaminya viral, akan merusak citra sekolah/universitas dan berujung pada tindakan "speak-up"nya yang disalahkan.

Ingat kasus Agni?

3. Ancaman Viral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun