Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Tips dari yang Jatuh Tiga Kali: SNMPTN, SBMPTN, dan UM

31 Maret 2021   16:05 Diperbarui: 1 April 2021   01:28 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jatuh tiga kali - Sumber: Doug Mills/The New York Times nytimes.com

Saat pendaftaran dibuka, kali ini saya mencoba suatu tindakan yang "katanya" memperbesar peluang diterima. Tindakan tersebut adalah

Memilih lokasi test yang satu domisili dengan pilihan universitas. Terlihat mitos, tapi apa salahnya mencoba.

Mendekati hari SBMPTN, pergilah saya ke Yogyakarta dan diajak oleh kakak untuk menilik dari dekat kampus impian beserta tempat-tempat tongkrongan sekitarnya. Kakak saya juga menunjukkan rekomendasi "kos-kosan" (kalau) saya sudah resmi menjadi mahasiswa di sana. 

Indah rasanya bermimpi, bukan?

Tak ketinggalan, saya juga intensif berdoa dengan berkunjung ke tempat wisata rohani sekaligus ke makam untuk minta restu dari almarhum-almarhumah. Keduanya ini dilakukan karena "katanya" dapat meningkatkan keberhasilan.

Hari SBMPTN tiba, persiapan dari aspek ilmu dan rohani sudah matang, termasuk jasmani juga karena sebelum test saya sarapan di warmindo.

Tampak meyakinkan persiapan saya dan saat mengerjakan pun saya tidak mengalami hambatan yang berarti. Tapi lagi-lagi diumumkan...

Saya tidak diterima. Menyerah? Hampir, tapi coba dulu deh jalur terakhir.

Ujian Mandiri (UM)

Ilustrasi Ujian Mandiri - Sumber: IDNTimes.com
Ilustrasi Ujian Mandiri - Sumber: IDNTimes.com
Capek kan lihat cerita kegagalan saya? Apalagi saya yang merasakan.

Di titik ini saya dengan yakinnya berpikir "ayo coba lagi siapa tahu hoki" sambil muka-muka desperate belum dapat kuliah. Saya juga memiliki pemikiran bodoh seperti ini sebagai pendukung keyakinan saya:

"Pesaingnya kan udah berkurang, peluang keterima besar nih" Bodoh kan?

Saya benar-benar kehilangan akal sehat demi tercapainya keinginan. Orangtua tetap mendukung tapi saya yakin dalam hatinya "wes sakarepmu" 

Saya pun persiapkan dengan baik lagi, mulai dari belajar sampai coba-coba cari soal UM tahun lalu biar tau polanya seperti apa sampai berdoa intensif lagi dan hasilnya tetap sama.

Tidak diterima. Tetelestai (Sudah Selesai)

Epilog

Begitulah cerita perjalanan saya jatuh sebanyak tiga kali dan sebagai orang yang gagal, saya akan membagikan tips-tips apa yang harus dipersiapkan selama masa tiga seleksi tersebut (jarang-jarang kan orang gagal tapi bagi tips):

1. Jangan jadi orang yang "tidak tahu kalau dia tidak tahu", 

Artinya kalian jangan sampai ngga tau apa-apa dan parahnya kalian ngga tau kalau ngga tau apa-apa. Carilah informasi terkait tiga hal tersebut jangan cuman jadwal buka-tutup pendaftaran, lokasi tes, dan persyaratan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun