Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tips Menjadi Pemimpin Ideal

10 Maret 2021   08:20 Diperbarui: 13 Maret 2021   15:46 1850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak pemimpin yang tidak punya kepemimpinan, sebaliknya banyak yang punya kepemimpinan tapi tidak jadi pemimpin. 

Bagi saya, kepemimpinan itu tidak lahir dari darah keluarga maupun dipaksakan tetapi adalah sebuah proses dimana seorang individu memengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan "yang baik" adalah menggunakan positive means untuk mencapai positive outcomes, bukan menggunakan cara-cara koersif dan tidak etis.

Lalu gimana sih caranya jadi pemimpin yang efektif dan sukses, tidak hanya tujuan perusahaan tercapai tapi pekerjanya juga bahagia? 

Ini dia tips-tipsnya mulai dari sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin sampai apa saja yang harus dilakukan oleh pemimpin

1. Ada enam sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

a. Intelligence: berarti pemimpin yang mempunyai kemampuan berbahasa yang baik, kemampuan penalaran, konseptual, dan kemampuan perseptual. 

Pemimpin disini juga harus peka terhadap apa yang terjadi di organisasi dan memahami pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga penting bagi pemimpin untuk memperoleh informasi tentang peran kepemimpinannya dan mempelajari tentang lingkungan organisasinya. Informasi tersebut dapat membantu pemimpin menjadi berpengetahuan dan berwawasan luas. 

b. Determination: berarti pemimpin yang fokus dan penuh perhatian terhadap tugasnya. Dalam sifat ini, pemimpin memiliki karakteristik seperti inisiatif, tekun, dan proaktif. Pemimpin di sini sering kali menjadi dominan dalam organisasi, khususnya ketika situasi orang lain/pekerja membutuhkan petunjuk atau arahan. 

c. Sociability: berarti pemimpin yang mampu menciptakan hubungan sosial yang nyaman. Pemimpin disini mempunyai karakteristik seperti friendly, ramah, sopan, bijaksana, dan diplomatis. 

Selain itu, pemimpin di sini juga sensitif terhadap kebutuhan orang lain/pekerja dan menunjukkan kepedulian terhadap kehidupan mereka sehingga pemimpin sifat ini mempunyai kemampuan interpersonal dan menolong yang dapat menciptakan hubungan kerja sama dalam lingkungan kerja.

d. Confidence: berarti pemimpin yang mempunyai kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu. Pemimpin harus percaya diri tentang kemampuannya untuk memimpin orang dan menghadapi tantangan yang dihadapi serta memiliki sikap "dapat melakukan" tentang apa pun yang datang menghadangnya. Pemimpin yang percaya diri tidak terperosok dengan aman di pinggir lapangan, tapi di tengah permainan.

e. Charisma: berarti pemimpin yang fasih secara verbal, mampu mengartikulasikan visi secara menarik atau menawan, dan membangkitkan emosi yang kuat pada pekerjanya. Pemimpin di sini mempunyai kecenderungan untuk terus bertransformasi dan tidak ingin perusahaannya hanya "diam di tempat"

f. Integrity: berarti pemimpin yang berarti mengatakan kebenaran, terbuka, mampu menepati janji, dan yang jelas adalah tidak memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi.

Di balik perusahaan/organisasi yang maju dan sukses, tidak hanya terdapat pemimpin tetapi juga pekerja di dalamnya yang mampu bekerja secara efektif. 

Sumber: pexels.com
Sumber: pexels.com

2. Terdapat lima tahapan awal yang dapat dilakukan pemimpin supaya para pekerja dapat bekerja efektif dalam lingkungan pekerjaan atau organisasinya.

a. Assesing where we are, pada tahapan ini para pekerja diminta dan dilatih untuk mengumpulkan informasi dan memahami lingkungan perusahaan. 

b. Understanding who we are and where we want to go, di sini para pekerja diminta dan dilatih untuk memahami siapa dirinya, pekerjaannya, dan apa yang ia harus lakukan untuk perusahaan ini, hal ini dapat mengacu pada aspirasi organisasi/perusahaan, termasuk visi-misi dan nilai-nilai inti dalam perusahaan maupun dari prosedur atau modul pekerja.

c. Learning how to get there, tahap ini para pekerja diminta dan dilatih supaya dapat terlibat dan belajar dalam perumusan strategi, termasuk penentuan prioritas perusahaan.

d. Making the journey, tahap ini para pekerja diminta dan dilatih untuk menerjemahkan strategi/ide mereka ke dalam tindakan dengan mengindentifikasi dan menerapkan cara-cara atau metode tertentu. 

e. Checking our progress, tahap ini para pekerja diminta dan dilatih untuk melakukan penilaian berkelanjutan guna menentukan efektivitas bekerja dalam perusahaan. Penilaian tersebut akan digunakan untuk memulai proses pembelajaran.

Namun, jangan lupa pemimpin harus membangun iklim konstruktif terlebih dahulu. Artinya, membangun sebuah suasana yang dapat mendorong kepuasan pekerja, mencapai kemampuan terbaik mereka, dan mampu bekerja secara efektif.

Sumber: Pexels.com
Sumber: Pexels.com

3. Maka dari itu, pemimpin perlu melakukan empat poin di bawah ini:

a. Providing structure: Menanamkan struktur dalam organisasi dapat menghasilkan kelompok kerja yang nyaman, terarah, dan stabil, sebab dengan adanya struktur dapat membantu mereka untuk memahami di bagian apa mereka dapat sesuai dan apa tujuan yang harus dicapai. 

Pemimpin di sini harus mengkomunikasikan kepada pekerja terkait tujuan apa yang harus dicapai ditambah dengan memberikan gambaran yang jelas terkait tugas-tugas dan tanggung jawab mereka. Selanjutnya pemimpin juga membantu pekerja untuk memahami peran mereka dan bagaimana dapat produktif dalam kelompok tersebut

b. Clarifying norms, di mana pemimpin harus menjelaskan norma-norma perusahaan soalnya norma merupakan road map untuk mengarahkan bagaimana pekerja bersikap dalam sebuah perusahaan dan menjelaskan atau menentukan apa yang sesuai atau tidak sesuai, benar atau salah, dan apa yang boleh atau tidak boleh. 

c. Building cohesiveness, kohesivitas merupakan rasa “we-ness” atau kebersamaan yang merupakan dasar untuk mempertahankan pekerja tetap bersama. Kohesivitas membuat pekerja mampu untuk mengekspresikan pandangan personalnya, memberikan dan mendapatkan feedback, menerima opini yang berbeda dari orang lain, dan merasakan kenyamanan dalam bekerja. 

Ketika sudah kohesif, maka pekerja akan merasakan hubungan yang spesial satu dengan lainnya. Tingkat kohesivitas yang tinggi dapat meningkatkan partisipasi dan menghasilkan interaksi yang baik antar pekerja dan akan cenderung lebih konsisten performanya.

d. Promoting standards of excellence, merujuk pada pembentukan tolak ukur kinerja yang diinginkan yang dapat meningkatkan efektivitas  dalam bekerja.

Ini yang ngga boleh dilupakan sama pemimpin:

"Pemimpin harus memberikan penghargaan terhadap hasil yang sudah dicapai oleh pekerjanya. Pemimpin perlu mengakui kontribusi pekerja dan memberikan apresiasi terhadap kualitasnya. Hal ini dapat berupa memberikan perhatian terhadap pekerja, memberikan keyakinan, dan memberikan apresiasi secara personal"

Gimana, apakah kamu seorang pemimpin (ideal)?

Referensi:

  • Curphy & Ginnet. (2016). Leadership: Enhance the Lessons of Experience 8th ed. New York: McGraw Hill Education
  • Hughes & Beatty. (2005). Becoming a Strategic Leader: Your Role in Your Organization’s Enduring Success. San Fransisco: John Wiley & Sons.
  • La Fasto & Larson. (2001). When teams work best: 6000 team and leaders tell what it takes to succeed. Thousand Oaks. CA: SAGE.
  • Northouse. (2015). Introduction to Leadership: Concepts and Practice. California: SAGE Publications
  • Reichers & Schneider. (1990). Organizational Climate & Future. San Fransisco: Jossey-Bass
  • Schein. (2010). Organizational Culture and Leadership 4th ed. San Fransisco: Jossey-Bass.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun