Mohon tunggu...
Giovanni OctaAnggoman
Giovanni OctaAnggoman Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menyukai sains dan pemrograman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Pahlawan dengan Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila

11 November 2020   22:59 Diperbarui: 11 November 2020   23:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 10 November 2020 kemarin, kita baru saja memperingati hari Pahlawan. Sejarah hari Pahlawan sendiri bisa dilihat kembali dari beberapa bulan sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun, Belanda masih ingin menjajah Indonesia lagi. Salah satu pertempuran yang terbesar yang terjadi setelah kemerdekaan adalah Pertempuran Surabaya, pertempuran antara tentara dan milisi pro-kemerdekaan Indonesia dan tentara Britania Raya dan India Britania.

Setelah Jepang kalah dari sekutu, tentara Inggris pun datang ke Indonesia untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan oleh Jepang, serta memulangkan tentara ke negerinya. Namun, disaat yang sama, Netherlands Indies Civil Administration (NICA) ikut datang ke Indonesia, memboncengi tentara Inggris.

Pada tanggal 18 September 1945, sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. M. V. Ch. Ploegman, tanpa persetujuan dari Pemerintah RI Daerah Surabaya, mengibarkan bendera Belanda di tiang tingkat teratas Hotel Yamato.Hal ini membuat para pemuda marah akan hal ini. Mereka menganggap bahwa ini penghinaan akan kedaulatan Indonesia, ingin mengembalikan kekuasaan kembali di Indonesia. 

Pertempuran pun terjadi antara melawan tentara Inggris setelah negosiasi antara Residen Soediman dan Mr. Ploegman gagal dilakukan. Pertempuran ini sempat meredah, namun kembali memanas lagi setelah insiden kematian Brigadir Jenderal Mallaby. Pada akhir pertempuran, setidaknya ada 6.000 -- 16.000 pejuang dari pihak Indonesia yang tewas dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India sendiri kira-kira hanya sejumlah 600-200 tentara. Walaupun demikian, pertempuran berdarah di Surabaya yang telah memakan banyak korban ini pun yang menggerakan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk melakukan perlawanan. Banyaknya pejuang dan rakyat sipil yang gugur inilah yang membuat tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, hari dimana batas ultimatum yang dikeluarkan oleh Mayor Jenderal Robert Mansergh.

Di zaman sekarang ini, mungkin pandangan akan pahlawan kita telah tergerus oleh gambaran pahlawan yang  ditayangkan di siaran TV, di komik, maupun dimedia lainnya. Namun, ada suatu frase yang menjadi favorit saya yaitu "Not All Heroes Wear Capes" yang berarti tidak semua pahlawan mengenakan jubah. Jika diparafrasekan kembali sesuai sejarah hari Pahlawan yang disajikan tadi, maka bisa dikatakan untuk menjadi pahlawan di saat ini, kita tidak perlu mengangkat senjata. Untuk menjadi pahlawan, bisa kita lakukan dengan melakukan perbuatan baik, terutama perbuatan baik yang sesuai dengan ideologi Pancasila.

Pancasila merupakan ideologi yang sangat baik. Ideologi ini yang telah dicetuskan para leluhur pendiri Indonesia telah mengantarkan Indonesia untuk bisa berdiri selama 75 tahun. Ideologi ini juga mengambil sisi-sisi positif dari berbagai ideologi yang lainnya.Sehingga, untuk menjadi pahlawan di saat sekarang, menurut saya yang paling tepat adalah dengan melakukan kebaikan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun