Mohon tunggu...
Ginanjar Wijaya Laksono
Ginanjar Wijaya Laksono Mohon Tunggu... Guru - Guru

aku adalah orang yang malas membaca tapi selalu ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kabut Kelabu di Bumi Galindo

28 November 2022   18:55 Diperbarui: 28 November 2022   18:57 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un
Semua berasal dari Allah
Dan akan kembali kepada-Nya jua

Kalimat itu tidak saja mendengung di seantero negeri
Nampaknya mendunia ke manca negara

Gempa susulan benar adanya
Intensitas curah hujan tak terelakkan

Berdasar analisa pakar
Kali ini gempa dibilang moderat
Memiliki daya rusak melebihi bencana Tornado yang acap menerpa Amerika Utara
Atau setara dengan gempa yang pernah menimpa Bantul Yogyakarta

Konon gempa berkekuatan moderat
Bisa meluluhlantakkan infrastruktur dan bangunan yang ada

Manusia hanyalah manusia
Tak lebih dari sekadar memiliki kemampuan sebatas ikhtiyar dan usaha

Oh, Galindo.....
Bumimu yang konon memiliki daya pikat  destinasi wisata
Kini menjilma menjadi
bongkahan tanah, bebatuan dan bangunan yang nyaris rata
Bak miniatur Hirosima Nagasaki pasca ditimpa perang dunia dua

Oh, Galindo...
Menyibak gulita kabut kelabu di bumimu
Terlepas apakah petaka ujian, azab dan istidraj yang mendera
Sudah saatnya kita bergegas menata hati
Muhasabah seraya munajat bersama
Bangkit kembali menyongsong hari mengolah asa
Tuhan  memberkahi, aamiin ya Mujibassailiin

Jbg, 27/11/22 - Pujo DC

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun