Mohon tunggu...
Gina Alfiah
Gina Alfiah Mohon Tunggu... Lainnya - Pribadi

Bismillahirrahmannirrahim.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Sdg's Desa: Asi Eksklusif Menjadi Wadah bagi Kesehatan Ibu dan Anak

19 Agustus 2022   21:05 Diperbarui: 19 Agustus 2022   21:12 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu bagian pelaksana akademik yang mengkoordinasikan pelaksaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program dari LPPM UPI yang menerapkan program tersebut yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN Tematik juga merupakan salah satu program unggulan dari Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan dan Pengembangan KKN LPPM UPI. Tema yang diambil dalam KKN Tematik tahun ini adalah "Menguatkan dan meningkatkan program SDG's Desa dan Rekognisi MBKM-Puspresnas Kemdikbudristek".

Sebuah program pembangunan yang berkelanjutan atau dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDG's) Desa. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sudah menghidupkan program yang telah dimodifikasi yaitu konsep SDG's global pada tanggal 25 September 2015. Dalam SDG's ini menekankan bahwa pentingnya mengakhiri kemiskinan yang dapat dilakukan bersama dengan yang strategis untuk meningkatkan perbaikan ekonomi, menetapkan langkah kebijakan sosial agar memenuhi berbagai kebutuhan sosial seperti: kesehatan, pendidikan, sosial budaya dan kesempatan kerja. Dan hal ini menjadi langkah untuk mengatasi perubahan iklim dan proteksi lingkungan. Selain program SDG's tema KKN tematik juga mengambil sebuah Program rekognisi MBKM-Puspresnas yang bertujuan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap mahasiswa dengan mengikuti program yang ditawarkan pada MBKM-Puspresnas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Kegiatan KKN mahasiswa UPI Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022 akan diikuti oleh 7.089 mahasiswa dengan pelaksanaan kegiatan tanggal 11 Juli s.d. 10 Agustus 2022 (minimal 120 jam kegiatan). 7.089 mahasiswa yang akan mengikuti KKN tersebut akan di bagi menjadi sebuah kelompok besar. Hampir 100 kelompok lebih dalam pembagian kegiatan ini, dalam sekelompok besar terdapat 30 mahasiswa yang telah dipilih sesuai dengan lokasi yang sudah terdata di web LPPM UPI. Di setiap kelompok besar memiliki tema-tema yang berbeda untuk menjalankan setiap program kegiatannya. Setiap kelompok besar memiliki satu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), adanya DPL bertujuan untuk membantu para mahasiswa untuk mempermudah  menjalankan program kegitannya agar sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan oleh LPPM UPI. Dalam hal ini, Kelompok 121 yang beranggotakan 27 orang itu harus di bagi lagi menjadi kelompok kecil yang memaksimalkan per kelompok kecil 5 orang saja sesuai dengan ketentuan LPPM. Akan tetapi, anggota kelompok 121 hanya ada 27 juga orang dan akan membuat beberapa kelompok menjadi sangat sedikit. Jadi, kelompok 121 bersepakat untuk membagi kelompok menjadi 4 kelompok saja yang beranggotakan 5-6 orang dalam satu kelompok kecil.

dokpri
dokpri

Kelompok 121 mendapatkan tema "Desa Tanpa Kelaparan" oleh karena itu, di setiap kelompok kecil harus menjalankan sebuah program kegiatan yang menyangkut tentang tema "Desa Tanpa Kelaparan". Salah satu kelompok kecil yang ada dalam kelompok besar 121 memilih untuk menjalankan program kegiatan tersebut di daerah Sindangsari atau lebih tepatnya di Lembur Pasir RW 05, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. Kelompok kecil ini beranggotakan 5 orang saja, 3 perempuan dan 2 laki-laki. Kelompok kecil ini juga membuat sebuah nama dalam menjalankan kegiatan tersebut yaitu BUMISARI, nama bumisari tercipta dari singkatan kata Sukabumi Sindangsari dikarenakan kegiatan yang akan dilakukannya yaitu di daerah Sindangsari kota Sukabumi. Dalam tema yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu tema "Desa Tanpa Kelaparan" terdapat poin-poin yang harus dilakukan. Sebelum mejalankan semua kegiatan kita memerlukan perizinan dari perangkat warga untuk bisa menjalankan kegiatan tersebut. Desa Sindangsari ini memiliki sebuah faktor yang dapat dilaksanakan, yaitu dalam menjaga kesehatan anak. Dalam kesehatan anak kita harus bisa menjaganya saat masih di dalam kandungan dan saat sesudah melahirkan. Jika berbicara mengenai kesehatan anak tentunya kita akan berpikir tentang pola makan anak. Akan tetapi sebelum itu, kita juga harus mengetahui bagaimana perkembangan anak saat ia masih bayi, apakah mendapatkan Asi Eksklusif atau tidak, kita harus mengidentifikasinya dari hal yang kecil dahulu. Asi Eksklusif sangat baik bagi bayi, itu akan mempengaruhi dia dalam tumbuh kembangnya. Oleh sebab itu, kita harus mengetahui hal yang sangat penting bagi ibu dan anaknya melalui Asi Eksklusif tersebut. Berikut adalah hal yang perlu diketahui mengenai Asi Eksklusif:

1. Pentingnya ASI Eksklusif bagi Bayi

Kesehatan menjadi salah satu aspek dari kehidupan masyarakat, oleh sebab itu kesehatan perlu dijaga dengan baik. Banyak hal yang sudah terjadi kepada masyarakat dikarenakan kurangnya menjaga kesehatan, contohnya tidak mendapatkan gizi yang cukup. Masalah kurangnya gizi adalah hal yang paling utama di Indonesia, kurang gizi ini banyaknya ditemukan pada bayi atau anak. Dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang bayi itu peroleh termasuk beberapa kandungan zat gizi yang ada pada ASI.

Bayi yang baru lahir tentunya memerlukan sumber asupan nutrisi yang baik, dalam hal ini ASI menjadi sumber asupan nutrisi yang baik bagi bayi baru lahir. Dalam pemberian ASI ini bersifat eksklusif yang mana pemberiannya hanya berlaku pada usia bayi 0 bulan sampai usia 6 bulan. Dalam pemberiannya harus eksklusif ASI saja supaya tidak mengganggu perkembangan bayi semenjak lahir hingga usia 6 bulan. Dalam pemberian ASI tentunya kita harus melihat juga tentang kesehatan sang ibu, dan tentunya tidak semua ibu bisa menghasilkan ASI dengan jumlah yang cukup. Diperkirakan hanya 80% dari jumlah ibu yang dapat menghasilkan jumlah ASI yang cukup untuk anaknya.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun