Mohon tunggu...
Gina Aprilliana Darmawan
Gina Aprilliana Darmawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Ini aku, riskan yang diam-diam merasuk sampai akar-akarmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Cerita Menjelang Fajar

22 September 2022   11:43 Diperbarui: 22 September 2022   11:58 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Kini setelah kelulusan sudah setahun aku dan Azka tidak bertemu karena Azka melanjutkan pendidikan master-nya di Jogja. Aku sibuk dengan pekerjaanku sebagai editor di salah satu perusahaan penerbit buku.

Di bulan April, tepat di hari ulang tahunku pada pukul 10 malam Azka pulang dan hanya mampir sebentar,  kami bercengkrama tak lama di pinggir jalan karena teman-temannya sudah menunggu, mereka segerombolan, ada yang di mobil dan ada beberapa yang di motor. Baru saja aku hendak berjalan pulang

"Anna!" Pria itu kembali dengan motor milik temannya, aku tersenyum dan ia langsung memelukku erat-erat

"Kenapa kamu tahu aku sangat ingin memelukmu" kataku sembari terharu melepas rindu

"Sebelum hari ulang tahunmu habis, aku akan membawamu ke suatu tempat"

Azka membawaku ke suatu bukit, ternyata teman-teman Azka sudah berada disana dan seentara menyiapkan tenda dan api unggun. Aku menyapa mereka dan tersenyum.

"Indah sekali, kenapa aku tak pernah tahu tempat ini" Aku sangat bahagia, apa yang aku kulihat saat ini benar-banar indah, lampu-lampu penduduk beradu terang dengan bintang-bintang.

"Terimakasih ya" Aku memeluk Azka

Kami menyaksikan pemandangan itu bersama, Azka merangkulku sedang aku bersandar dipundaknya. Ternyata, setelah hampir lima tahun menjadi sahabat, aku baru merasakan keberadaan Azka setelah jauh darinya.

Pada saat matahari mulai kembali, aku terbangun Azka memberikanku secangkir teh hangat. Kami duduk berdampingan menyaksikan matahari terbit, dan tanganku tak lepas dari genggamannya.

"Bukankah perasaanmu telah cukup untuk main-main? Menetaplah" bisik Azka, lalu aku menatapnya dalam dan kembali bersandar dibahunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun