Sukabumi,12 April 2021-Home Industri pembuatan kikil sapi mengalami kegagalan dalam pemasaran akibat terhambat oleh pandemic covid-19, menurun nya penghasilan dari hari ke hari membuat modal tidak ter Kelola dengan baik
karena itu tidak termanage nya penghasilan sehingga terancam gulung tikar. Ibu Ika mengungkapkan bahwa semenjak pandemic terjadi permintaan pasar pada home industry kikil sapi anjlok bahkan pada suatu Ketika tidak sama sekali ada permintaan,
karena itu sebagai pengelola ibu ika memutar strategi pemasaran menjadi sistem keliling namun cara tersebut pun masih belum bisa memulihkan penurunan pendapatan pada home industry kikil sapi.“sampai sampai sisa hasil produsi yang tidak terjual saya bagikan saja pada tetangga dan sodara yang dekat dengan saya di rumah karena sayang lama lama akan membusuk “kata ibu ika Berulang kali gagal dalam strategi pemasaran kikil sapi ibu ika mengganti usaha nya menjadi usaha budidaya jamur tiram yang ia coba di tengah tengah pandemic covid-19 sebagai pengganti usaha kikil sapinya.“kira kira pada bebeapa bulan lalu 27/10 saya dan anak saya berdiskusi mengenai usaha kami yang gulung tikar akibat pandemic, saya meminta saran anak saya usaha apalagi yang harus kita Kelola
mumpung masih ada sedikit modal untuk melanjutkan usaha agar keuangan lebih membaik kedepan nya. Akhirya anak saya pun menyarankan untuk membudidayakan jamur tiram yang dia pun ter inspirasi dari keluarga teman dekat yang membudidayakan jamur pula namun sudah tidak lagi, anak saya berkata bahwa peluang nya besar dan pengelolaan nya mudah bagi saya.”Ibu ika pun gerak cepat dengan segera mencari pengepul baglog bibit jamur tiram Ibu ika mengatakan bahwa setelah dirinya mendapatkan baglog bibit jamur tiram dari pengepul dirinya masih harus menunggu beberapa minggu untuk bisa mendapatkan jamur tiram yang siap di panen dan di pasarkan
ibu ika merubah semua tataan padaa sebuah ruangan yang dulunya di pakai untuk pembuatan kikil sapi menjadi tempat budidaya jamur tiram, beliau menyiapkan rak – rak untuk menyusun baglog jamur tiram nya.
Bibit – bibit yang baru ini harus di sirami dengan teratur, di semprot pupuk yang paling baik untuk bibit jamur, teknik menyiram nya pun berbeda dari tanaman tanaman lain, dalam sehari bibit harus di siram maksimal 2 kali, ibu ika menyirami nya pagi dan sore hari.Home industri jamur ini berlangsung hampir 2 bulan lebih pemasaran pun masih melalui pedagang keliling , namun dikarenakan bibit jamur rentan terhadap hama, lalat, nyamuk, dan pada saat itu ada kandang ayam di dekat tempat budidaya jamur milik ibu ika,dan tentu saja itu menjadi penghambat pertumbuhan jamur yang akhirnya baglog bibit pun membusuk, dan ibu ika harus merasakan kegagalan dalam perintisan usaha nya.
Maka dapat di simpulkan usaha – usaha di kala pandemi ini sangat rawan akan kebangkrutan.
“saya teramat sedih karena untuk keberkian kali nya saya harus merasakan kegagalan ini , pesan saya tetap semangat untuk para perintis usaha karena kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda” tutur ibu ika.(Gilang Surya Permana_IK2A_Ilmu Komunikasi_Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia)