Mohon tunggu...
Gilang SatriaNugraha
Gilang SatriaNugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Seseorang yang suka berdiskusi untuk membuka cakrawala pemikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Tematik Undip Melakukan Edukasi Wabah Penyakit Mulut & Kuku (PMK) di Dengkeksari

24 November 2022   20:00 Diperbarui: 24 November 2022   20:04 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi saat Kegiatan 

Pembagian Poster Edukasi Pencegahan & Penanganan. Dokpri
Pembagian Poster Edukasi Pencegahan & Penanganan. Dokpri

Semarang (09/09/2022) Penyakit mulut dan kuku (PMK) dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD). Jenis penyakit ini disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae. 

Masa inkubasi dari penyakit 1-14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit. Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu. Angka kesakitan ini dapat mencapai 100% dan angka kematian tinggi ada pada hewan ternak muda.

Berdasarkan situasi dan kondisi Kota Semarang yang belum masuk kembali ke zona aman bebas PMK, dan juga belum pernah diadakannya edukasi tentang wabah PMK di daerah Dengkeksari yang rata-rata masyarakatnya memiliki hewan ternak sebagai usaha sampingan dan juga berprofesi utama sebagai peternak. Saya memiliki inisiatif untuk menjalankan program sosialisasi dan edukasi wabah PMK di daerah tersebut.

Dari adanya program sosialisasi dan edukasi tersebut bisa menjadikan masyarakat di daerah tersebut agar bisa lebih berhati-hati untuk melakukan pencegahan dini sebelum hewan ternaknya terinfeksi virus PMK. Apabila terinfeksi virus, masyarakat sudah tahu penanganan pertama yang dilakukan untuk mengobati hewan ternak nya. 

Hasil yang diharapkan dengan adanya program sosialisasi dan edukasi wabah PMK yaitu hewan ternak di daerah tersebut bebas dari virus PMK. Sehingga peternak daerah tersebut merasa aman akan hewan ternak nya.

Penulis : Gilang Satria Nugraha

DPL : Triyono, S.H., M.kn.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun