Bagi saya, juga banyak dari Kompasianer lain di sini, yang besar di tahun 2000, tentu tidak asing lagi dengan franchise film Final Destination yang pertama rilis di tahun 2000. Film thriller tentang maut ini membawa trauma tersendiri bagi para penontonnya karena menyadari bahwa kecelakaan tragis bisa datang kapan saja dan di mana saja.
Di film pertama misalnya, kita dibuat trauma naik pesawat terbang. Di film keduanya (2003), tentu banyak yang tak bisa melupakan kayu gelondongan yang tiba-tiba jatuh di tengah jalan yang ramai. Lalu di Final Destination 3 (2006), kecelakaan roller coaster di wahana bermain pun menambah kembali list trauma bagi kami para penontonnya.
Tak berhenti di situ saja, karena kesuksesannya, cerita Final Destination kembali berlanjut pada film keempat dan kelima yang rilis di tahun 2009 dan 2011. Final Destination 4 membawa kecelakaan utama yang terjadi di arena balap mobil, sementara di Final Destination 5 kecelakaan utamanya diceritakan di sebuah jembatan panjang yang runtuh.
Nah, berselang 14 tahun sejak film terakhirnya, di mana menjadi perayaan 25 tahun dari film pertama, akhirnya cerita Final Destination berlanjut dan rilis tahun 2025 ini. Tidak menggunakan angka, melainkan subjudul Bloodlines di mana konsep pengelihatan dan kematiannya punya ide yang lebih segar dari lima film sebelumnya.
Final Destination: Bloodlines serentak hadir pada tanggal 16 Mei 2025 nanti. Sementara di Indonesia akan rilis di layar lebar di tanggal 14 Mei. Namun, saya berkesempatan menontonnya di sneak preview yang khusus dijadwalkan pada tanggal 9-10 Mei lalu.
Di tulisan inilah saya akan membahas film Final Destination: Bloodlines ini. Mulai dari sinopsis, bocoran cerita, hingga beberapa poin menarik bahwa film ini kembali membuka trauma baru bagi penonton. Kira-kira seperti apa ya? Yuk langsung simak!
SINOPSIS
Berlatar belakang 50 tahun lalu, seorang perempuan muda bernama Iris Campbell mendatangi sebuah tempat mewah, Skyview restoran yang letaknya berada sangat tinggi di sebuah bangunan mewah. Bersama kekasihnya, Iris akan melaksanakan agenda makan malam di sana bersama orang-orang kaya lainnya.
Semua berjalan baik sebagaimana mestinya sampai Iris dilamar di hadapan orang banyak. Tentu ia bahagia dan merayakannya dengan berdansa bersama orang-orang. Namun, hal fatal terjadi di luar dugaan.